Thursday, August 31, 2017

MAKALAH MATAHARI DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN IPTEK

MATAHARI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Al-Qur’an dan IPTEK
Dosen pengampu: Lutfiyah, M.Ag



Disusun Oleh:
                                                 Nailul Farih                             (133111076)
                                                 Najikha                                    (133111077)
                                                 Dewi Husnawati                     (133111079)
                                                 Ahmad Lukmanul Hakim       (133111081)
                                                 Ahmad Ulinnuha                    (133111082)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014


                                           I.            PENDAHULUAN
Matahari merupakan bintang terdekat yang memberikan energi untuk mempertahankan kehidupan di bumi. Karena kedekatannya, bintang ini menjadi sasaran ahli-ahli astronomi untuk menyelidiki dan mengamati secara rinci roman (features) permukaan matahari. Sejak kajian matahari yang dimulai pada tahun 1610 yaitu jauh sebelum adanya fisika modern, maka penyelidikan awal ini sangat dibatasi oleh pengamatan posisi dan ukuran keistimewaan permukaan matahari (noda-noda) matahari yang sangat jelas ketika dilihat dalam cahaya tampak.
Al-Qur’an telah menambahkan dimensi baru terhadap studi mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari alam materi. Al-Qur’an memberikan gambaran yang sempurna tentang alam materi dan apa yang ada di balik sikap ilmiah dan rasional, menarik perhatian orang yang berilmu pengetahuan dan juga orang awam. Al-Qur’an memulai aspek dari aspek alam semesta yang bersifat kebendaan dan alamiah, dari kegaiban dan keajaiban serta dari nilai-nilainya. Kemudian, ia mencoba membuktikan tentang adanya Tuhan melalui kekuatan materi dalam alam semesta, yang merupakan pantulan dari keMaha-Kuasaan Khalik-Nya, pencipta alam semesta yang besar ini serta hukum-hukumnya yang berkeseimbangan dan serasi.
Firman Allah dalam Al-Qur’an yang begitu lengkap dijadikan sebagai sumber informasi oleh ilmuwan untuk mengetahui tentang matahari sebagai sumber kehidupan manusia. Dalam makalah ini, kami membahas tentang keterkaitan matahari dengan Al-Qur’an serta IPTEK.





                                        II.            PEMBAHASAN
A.    Matahari Menurut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1.      Pengertian Matahari
Matahari adalah bintang (cahaya dan api) yang  terdekat dengan bumi, dan satu-satunya bintang yang wajahnya dapat dilihat dengan jelas. Ia merupakan benda yang berkobar dengan api yang agung, keluar darinya hangat dan panas. Pada siang hari memancarkan sinar dan sebagian yang lain memantul ke permukaan bulan. Sehingga, pada malam hari bulan itu bersinar terang menghapus kegelapan, terutama jika hal itu di malam bulan purnama.
Matahari merupakan bola gas panas yang terdiri dari hidrogen. Ukurannya begitu besar sehingga volumenya setara dengan kira-kira 1.300.000 buah planet seukuran bumi, 109 buah bola bumi dapat menutupi permukaan luarnya. Suatu bom hidrogenik yang agung dari matahari terdiri dari radium, helium, dan hydrogen. Ia adalah oven yang mengandung api yang panasnya mencapai tingkat panasnya lempeng matahari pada permukaan yaitu sekitar 6000 ºC dan di dalamnya suhu panasnya diperkirakan mencapai sekitar 20 juta ºC. Hydrogen adalah materi inti dalam api ini.
Matahari terdiri dari sekitar 67 unsur dari unsur-unsur yang membentuk bumi: hydrogen, helium, karbon, nitrogen, sodium, fosfor, flour, magnesium, alumunium, kalsium, kromium, menjenik, besi, sulfur, nikel, tembaga, dan timah. Kebanyakan gas-gas matahari adalah hydrogen dan helium.[1]
Suhu di dalam inti matahari luar biasa panas, yaitu sekitar 15 juta ºC. Disinilah berlangsung reaksi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium. Selama proses tersebut, sejumlah besar energi dilepaskan yang setelah selang waktu puluhan ribu tahun, akhirnya mencapai permukaan matahari. Setibanya di sana, energi lolos ke antariksa dalam wujud panas, cahaya, dan berbagai jenis radiasi lain. Cahaya dan panas sangat dibutuhkan oleh bumi untuk melangsungkan kehidupan. Namun, aneka radiasi seperti sinar ultraviolet dapat memicu bahaya besar. Atmosfer bumi melindungi kita dari sebagian besar radiasi tersebut.
Permukaan matahari dinamakan fotosfer. Suhunya lebih dingin dibanding bagian inti, yaitu hanya 5.500º C. Fotosfer tidak dalam keadaan padat, tetapi merupakan sisi terluar matahari yang dapat dilihat. Matahari berpusar pada porosnya. Di khatulistiwanya, dibutuhkan waktu 25 hari untuk menyelesaikan satu putaran. Sedangkan di kutubnya, dibutuhkan waktu sekitar sepuluh hari lebih lama. Kita juga dapat mengamati bagaimana permukaan dan atmosfer matahari berubah dari minggu ke minggu dan dari tahun ke tahun.
Matahari yaitu bintang terdekat dengan bumi. Jarak rata-rata dari bumi sekitar 149.680.000 kilometer. Kala rotasi Matahari adalah 25,04 hari bumi. Gravitasinya mencapai 27,9 kali gravitasi Bumi. Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar, karena 98% massa tata surya terkumpul pada matahari. Matahari berbentuk mirip bola gas yang pijar. Namun, bentuknya tidak seratus persen bulat. Diameter ekuatorialnya sekitar 864.000 mil, sedangkan diameter antarkutubnya 43 mil lebih pendek. [2]
2.      Lapisan-Lapisan Matahari
Matahari tersusun atas lapisan-lapisan yang berupa dua daerah yang berbeda. Matahari memiliki atmosfer yang terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atmosfer sebelah luar dan atmosfer sebelah dalam. Di bawah atmosfer terdapat lapisan fotosfer dan lapisan inti.
Lapisan atmosfer sebelah luar terdapat lapisan korona. Lapisan tersebut membentuk lingkaran putih yang melingkari matahari dan menyorotkan pita cahaya yang panjangnya jutaan kilometer. Korona tampak saat terjadi gerhana matahari total. Pada waktu itu bagian matahari yang sangat menyilaukan mata tertutup oleh bulan. Suhu di korona di perkirakan 2.000.000º C yang disebabkan adanya gelombang goncangan yang kuat akibat gerakan fotosfer yang menggelora dan memanaskan gas yang sangat tipis pada korona.
Lapisan atmosfer sebelah dalam adalah kromosfer. Lapisan ini menjulang sejauh 12.000 km di atas permukaan matahari. Suhu dalam kromosfer dapat berubah-ubah secara drastis. Suhu di bagian bawah kromosfer mungkin kurang dari 5.000º C, namun suhu itu naik pada daearah luar kromosfer, dan dapat mencapai 10.000º C atau bahkan 100.000º C pada tingkat yang paling atas.  bawah lapisan atmosfer matahari terdapat lapisan fotosfer setebal 320 km. Fotosfer yang bercahaya putih menyilaukan mata karena lapisan ini suhunya kira-kira 6.000º C.
Lapisan fotosfer terdiri atas gas yang sangat kuat memancarkan cahaya sehingga cahaya tersebut terlihat di bumi. Pada pusat matahari terdapat inti matahari yang suhunya kira-kira 14.000.000º C.
Untuk dapat terus bersinar, matahari menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton. Dengan adanya reaksi tersebut, Matahari kehilangan empat juta ton massa setiap saat. Menurut penelitian para ilmuwan, Matahari terbentuk padaa 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 kali massa massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya, yang setara dengan 1,370 watt per meter persegi setiap saat.
Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, dan tumbuhan bisa berfotosintesis. Matahari merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari. 
Matahari juga menimbulkan beberapa gangguan. Pada permukaannya terdapat gas menjulang yang teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari ‘sun Flare’ ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV, da radar di  Bumi, serta mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari  menghasilkan gelombang radio, gelombang ultraviolet, sinar infra merah, sinar X, dan angin matahari.
Unsur-unsur yang terdapat dalam Matahari, yaitu:
Hidrogen         76,4%              Besi                 0,1%
Helium                        21,8%              Nitrogen          0,1%
Oksigen           0,8%                Silikon             0,081%
Karbon                        0,4%                Magnesium      0,07%
Neon               0,2%                Sulfur              0,05%
Nikel               0,01%[3]

B.     Matahari Menurut Al-Qur’an dan Kebenaran Pembuktiannya Melalui IPTEK
Pada waktu manusia telah menerima ajakan al-Qur’an, mereka memperhatikan langit untuk mempelajari isinya. Tanpa mendalami hal-hal yang tidak akan sampai kepadanya, maka sesungguhnya yang pertama-tama dilihat matanya atau dicapai lensa teropongnya, yaitu matahari sebagai bintang yang paling hebat menurut sangkaan manusia, karena yang dilihat, dirasa dan diketahuinya dari matahari itu, menjadikannya benar-benar hebat, dahsyat, tetapi hanya sampai satu waktu, sampai manusia menemui bintang-bintang yang lain.
Matahari adalah sumber kehidupan di atas bumi, ia tidak saja sumber cahaya dan api kita, tidak saja menjadi sumbu tata bintang beredar kita, bahkan ia asal mula tata tertib pengadaan makanan, sehingga tanpa matahari tidak akan terjadi tumbuh-tumbuhan, tidak akan mendapat makanan hewan, dan selanjutnya tidak akan hidup manusia. Mataharilah menyebabkan laut dan samudera yang asin menjadi menguap, yang akhirnya turun kembali menjadi hujan yang membawa berkah, dan airnya yang tawar mengairi kebun dan ladang, sehingga sampai dewasa ini masih terdapat beberapa kaum yang menyembah matahari, karena banyaknya manfaat yang didapatinya dari matahari itu. Karena itu al-Qur’an Karim melarang menyembah matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan menyuruh sujud kepada Allah yang telah menciptakan mereka itu, seperti tersebut dalam ayat:
ô`ÏBur ÏmÏG»tƒ#uä ã@øŠ©9$# â$yg¨Y9$#ur ߧôJ¤±9$#ur ãyJs)ø9$#ur 4 Ÿw (#rßàfó¡n@ ħôJ¤±=Ï9 Ÿwur ̍yJs)ù=Ï9 (#rßßÚó$#ur ¬! Ï%©!$#  Æßgs)n=yz bÎ) öNçFZà2 çn$­ƒÎ) šcrßç7÷ès? ÇÌÐÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya jika Ialah yang kamu hendak sembah” (QS Fushilat:3)
Sebagai pernyataan kadar Matahari dan perhatiannya yang besar dari al-Qur’an kepadanya, maka sesungguhnya dalam al-Qur’an disebut matahari berulang-ulang sampai 33 kali, dan turun sebuah surat dengan namanya, yaitu Surah As-Syams, bahkan al-Qur’anul Karim bersumpah dengannya, yaitu:
ħ÷K¤±9$#ur $yg8ptéÏur ÇÊÈ                                                                                   
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari...” (Q.S Asy Syams:1)
Matahari adalah bola yang terdiri dari atas gas yang menyala-nyala dan api yang membakar, di mana manusia tidak mengetahui masanya. Ia mempunyai diameter sampai sekitar 864 ribu mail, sementara diameter bumi, di mana kita sekalian hidup di dalamnya, tidak sampai delapan ribu mail. Dengan demikian, diameter matahari sampai 109 kali kadar diameter bumi dan besarnya 1,3 juta kali besar bumi, dan gumpalannya lebih besar dari gumpalan bumi kira-kira 330 ribu kali. Dalam keadaan bentuk dan gumpalan yang demikian besarnya, matahari berenang dalam langit dengan kecepatan yang amat dahsyat, yang sampai 220 kilometer dalam sedetik, sementara sekelilingnya terdapat sejumlah satelit dan satelit-satelit dari satelitnya, yang masing-masing dalam gerakan putarannya, tetapi terdorong ke arah tertentu dan kepada tujuan yang terbatas, ke tempat daerah edarnya dan ilmu tidak akan sampai kepada akhir demikian.
 Pengetahuan khusus tentang matahari di masa kita sekarang, di anggap sebagai suatu yang paling indah dan bernilai, yang telah dicapai akal manusia, sementara al-Qur’anul Karim telah lama menegaskan hal itu.
ߧôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ    
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Yasin:38)
Matahari sebagai daya pancar sinar tidak mugkin dipandang langsung, kecuali dengan perantaraan kaca atau alat khusus. Hal itu sekalipun antara kita dengan matahari dibatasi oleh jarak yang sangat jauh, kira-kira sekitar 93 juta mail. Sementara tenaga yang timbul darinya dan sampai tiap-tiap jam ke bumi, menyamai daya bakar 21 beliun ton batu bara, keadaan tersebut termasuk diantara rahasia-rahasia yang mengherankan akal manusia.[4]
Ketika matahari bergerak dari ufuk ke asimut kemudian ke ufuk sekali lagi, maka suhu panas naik kemudian menurun lagi. Kenaikan rata-rata lebih cepat di darat dan penurunan lebih cepat di air. Hal ini menjadi penyebab berbagai perubahan dalam seharian dan yang lain setengah harian. Sehingga, menyebabkan getaran- getaran terhadap pergerakan massa udara permukaan dan perpindahannya dari darat ke laut pada siang hari dan kebalikannya pada malam hari dengan menjaga keseimbangannya sepanjang waktu, angin sepoi-sepoi darat dan laut.
Dualitas-dualitas yang muncul dari matahari sangat banyak, diantaranya:  siang dan malam, musim panas dan dingin, cahaya dan gelap, terbit dan tenggelam, angin sepoi-sepoi darat dan laut, pasang surut, pergerakan dan ketenangan, panas dan dingin.[5]
Allah berfirman :
žcÎ) ãNä3­/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóムŸ@ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜtƒ $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾Ín͐öDr'Î/ 3 Ÿwr& ã&s! ß,ù=sƒø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ  

 “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya” (QS. Al-A’raf: 54)

ߧôJ¤±9$# ãyJs)ø9$#ur 5b$t7ó¡çt¿2 ÇÎÈ  
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan” (ar-Rahman: 5)
Tujuan gerakan matahari digambarkan sebagai berikut:
ß,Ï9$sù Çy$t6ô¹M}$# Ÿ@yèy_ur Ÿ@øŠ©9$# $YZs3y }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur $ZR$t7ó¡ãm 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÒÏÈ  
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-An’am: 96)
Sedangkan susunan organisasinya, diterangkan dalam firman Allah
t¤yur ãNä3s9 }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur Èû÷üt7ͬ!#yŠ ( t¤yur ãNä3s9 Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur ÇÌÌÈ  
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bula yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan elah menundukkan bagimu malam dan siang” (QS. Ibrahim: 33)[6]
Semua ayat al-Qur’an tersebut menunjukkan adanya Zat Tunggal Yang Haq, bahwa matahari yang setiap hari dijadikan sebagai sumber kehidupan, tunduk kepada hukum Allah. Tak ada satupun dalam alam jagad raya bisa terjadi atas kemauannya sendiri atau hanya dengan proses otomatis dari watak alamiahnya, melainkan dikendalikan dan diatur oleh Allah, dan mengikuti kedisiplinan yang telah ditentukan oleh Maha Pencipta dan Maha Penguasa.
Zat Yang Maha Pencipta mengendalikan sepenuhnya segala sesuatu dalam jagad raya ini. Pandangan ini membatalkan teori palsu dari mereka yang berpaham serba kealaman dan juga yang berpaham serba keduniaan, bahwa seluruh fenomena alamiah yang terjadi dalam alam semesta ini berdasarkan hukum alam yang memberikan kekuatan pengendalian diri sendiri serta penyesuaian diri sendiri. Ha itu tidak benar, karena tidak ada hukum alamiah itu.
                                     III.            KESIMPULAN
Matahari adalah bintang (cahaya dan api) yang  terdekat dengan bumi, dan tersusun dari 67 unsur pembentuk bumi. Matahari tersusun atas lapisan-lapisan yang berupa dua daerah yang berbeda dan memiliki atmosfer yang terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atmosfer sebelah luar dan atmosfer sebelah dalam. Di bawah atmosfer terdapat lapisan fotosfer dan lapisan inti.
Dalam al-Qur’an, banyak dijelaskan ayat tentang matahari yang dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Melalui ayat-ayat tersebut, para ilmuwan mencoba mencari kebenarannya melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari penelitian yang dilakukan para ilmuwan, ternyata banyak keserasian dengan apa yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an.













DAFTAR PUSTAKA

Allam, Ahmad Khalid, dkk. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Jakarta: Gema Insani
Kerrod, Robbin. 1999. Astronomi. Jakarta: Erlangga
Nofal, Abdurrazaq . 1976. Langit dan Para Penghuninya
Rahman, Afzalur. 2000. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tjasyono, Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya






[1]Dr. Ir. Ahmad Khalid Allam, dkk. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan, ( Jakarta: Gema Insani, 2005), hal. 258
[2]  Prof. DR. H. Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian dan Antariksa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 78-79
[3] Robbin Kerrod, Astronomi, (Jakarta: Erlangga, 1999), hal. 112-115
[4] Ir. Abdurrazaq Nofal,  Langit dan Para Penghuninya, 1976, cet. I, hal. 172
[5] Dr. Ir. Ahmad Khalid Allam, dkk. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan, hal. 262-263
[6] Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hal. 61

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More