Thursday, August 31, 2017

MAKALAH PENCIPTAAN MANUSIA

PENCIPTAAN MANUSIA

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Al-Qur’an dan IPTEK
Dosen Pengampu : Lutfiyah, M. Ag



Di susun oleh :
1.      Nasichah Chumda                         ( 133111049 )
2.      Agung Suprayitno                         ( 133111051 )
3.      M. Muslih Muzaqqi                       ( 133111053 )
4.      Marya Ulfa                                    ( 133111054 )
5.      Khairatun Nisa’                             ( 133111055 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014

I.          Pendahuluan
Setelah menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni dan memelihara bumi sebagai tempat tinggalnya.
Pada era yang modern ini, ada banyak penemuan, ilmu pengetahuan, dan teori yang berkembang dan dikembangkan, baik oleh ilmuan dalam negeri maupun luar negeri. Namun, diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia.
Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat given yang di emban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah (Azzariyat/51: 56), misi fungsional sebagai khalifah (Al-Baqarah/2 : 30), dan  misi operasional untuk memakmurkan bumi (Hud/11: 61). Allah SWT menyatakan akan menjadikan khalifah di muka bumi (Al-Baqarah/2: 30). Jika Allah adalah sang pencipta seluruh jagat raya ini maka manusia sebagai khalifah-Nya berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya itu, utamanya bumi dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan. Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada Tuhan, suatu bentuk perilaku yang tulus untuk menghormati ketuhanan.
Mengapresiasi penciptaan manusia sangat baik bila dimulai dari  sedikit pemaparan tentang asal usul penciptaan manusia menurut al-Qur’an dan sains.

II.          Pembahasan
A.    Penciptaan Manusia Menurut Sains
Dalam sains dikenal teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Adapula teori Darwin yang berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.
Pada abad ke-19 dunia ilmu pengetahuan diguncang oleh temuan baru yang kontroversial, yaitu teori evolusi. Teori ini mengemukakan bahwa jenis manusia ada dimuka bumi melalui suatu proses panjang evolusi.
Salah satu teori yang paling dikenal mengenai keberadaan manusia, dimana ia mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari monyet yang berevolusi dalam jangka waktu lama hingga menjadi manusia purba dan manusia purba tersebut berevolusi lagi menjadi manusia modern seperti kita ini. Semua evolusi tersebut memakan jangka waktu yang sangat lama. Ini adalah teori yang melambangkan pengetahuan di mata para ilmuwan. [1]
Seperti teorinya, pencetus teori ini hingga beberapa waktu yang lalu masih menjadi bahan perdebatan para ilmuan. Hingga tahun 2008, hanya satu nama yang diakui sebagai pencetus teori evolusi, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Pada 1859, Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya, On the Origin of Spesies: Survival of the Fittest by Means of Natural Selection, buku ini dipercaya sebagai buku pertama yang menjelaskan tentang teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan alamiahnya yang terus berubah.  Urutan kejadian manusia menurut teori evolusi. Pada permulaan kehidupan, bentuk kehidupan yang ada berrupa mikroorganisme (makhluk renik) uniseluler  dengan inti sel yang belum sempurna  (prokaryotic unicelluler microorganisms). Dengan adanya seleksi alam, sedikit demi sedikit mikroorganisme uniseluler berevolusi menjadi mikroorganisme multiseluler, kemudian dengan menjadi inti sel yang sempurna . evolusi selanjutnya akan memunculkan tumbuhan tingkat rendah, seperti ganggang atau jamur yang pada proses selanjutnya berevolusi menjadi tumbuhan tingkat tinggi. Dari mikroorganisme menjadi tumbuhan, ada percabangan karena mutasi yang sukses menjadi hewan tingkat rendah, kemudian menjadi hewan tingkat tinggi. Kemudian muncul binatang-binatang tingkat tinggi yang berukuran besar. Dengan tidak sengaja, dari salah satu binatang muncullah manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya sederet bukti berrupa tengkorak hewan yang secara runtut mengarah ke tengkorak manusia saat ini.
Bukti lain untuk menguatkan teori ini adalah perkembangan bentuk embrio berbagai jenis binatang. Dalam perkembangannya, embrio manusia berubah-ubah bentuk, dimulai dari serupa embrio ikan, kelinci, dan binatang lainnya, dan berakhir pda bentuk manusia. Namun seorang pakar bernama Erns Haeckel, seorang pengikut fanatik Darwin, dalam tulisannya mengenai evolusi manusia terbukti belakangan ini telah melakukan manipulasi foto-foto embrio dari beberapa jenis binatang dan manusia sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkannya seolah terbukti. Dari temuan yang disebut terakhir ini kemudian diputuskan bahwa evolusi panjang manusia berasal dari binatang tingkat rendah.[2]
Namun, seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan konsep teorinya.
Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun 1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak relevan.



B.     Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa semua makhluk hidup diciptakan dari air.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ z`ÏB Ïä!$yJø9$# #ZŽ|³o0 ¼ã&s#yèyfsù $Y7|¡nS #\ôgϹur 3 tb%x.ur y7/u #\ƒÏs% ÇÎÍÈ  
54. dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Nyatanya 60-70% manusia terdiri dari air. Namun demikian, dalam banyak ayat Al-Qur’an, disebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan turunnya, antara lain :
* 4n<Î)ur yŠqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 4 tA$s% ÉQöqs)»tƒ (#rßç6ôã$# ©!$# $tB /ä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçŽöxî ( uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkŽÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=ƒÌs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ  
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud/11: 61)
$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. Îû 5=÷ƒu z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôÒB 7ps)¯=sƒC ÎŽöxîur 7ps)¯=sƒèC tûÎiüt7ãYÏj9 öNä3s9 4 É)çRur Îû ÏQ%tnöF{$# $tB âä!$t±nS #n<Î) 9@y_r& wK|¡B §NèO öNä3ã_̍øƒéU WxøÿÏÛ ¢OèO (#þqäóè=ö7tFÏ9 öNà2£ä©r& ( Nà6ZÏBur `¨B 4¯ûuqtGムNà6ZÏBur `¨B Štãƒ #n<Î) ÉAsŒör& ̍ßJãèø9$# Ÿxøx6Ï9 zNn=÷ètƒ .`ÏB Ï÷èt/ 8Nù=Ïæ $\«øx© 4 ts?ur šßöF{$# ZoyÏB$yd !#sŒÎ*sù $uZø9tRr& $ygøŠn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur ôMtFt6/Rr&ur `ÏB Èe@à2 £l÷ry 8kŠÎgt/ ÇÎÈ  
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj/22: 5)
uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=yz `ÏiB &ûüÏÛ ¢OèO #Ó|Ós% Wxy_r& ( ×@y_r&ur K|¡B ¼çnyYÏã ( ¢OèO óOçFRr& tbrçŽtIôJs? ÇËÈ  
2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Al-An’am/6: 2)
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ  
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (as-Sajdah/32 : 7)
öNÍkÉJøÿtFó$$sù ôMèdr& x©r& $¸)ù=yz Pr& ô`¨B !$uZø)n=yz 4 $¯RÎ) Nßg»oYø)n=s{ `ÏiB &ûüÏÛ ¥>Ξw ÇÊÊÈ  
11. Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (as-Saffaat/37 : 11)
šYn=y{ z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ Í$¤xÿø9$%x. ÇÊÍÈ  
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Ar-Rahman/55 : 14)
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ  
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (al-Mu’min/23/12)
Sedangkan manusia yang selanjutnya yang merupakan keturunan Nabi Adam dicipta dari sari pati, sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an :[3]
¢OèO Ÿ@yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ  
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani).
Al-Qur’an melalui ayat-ayat diatas memperlihatkan berbagai bentuk campuran dari unsur-unsur tanah yang membentuk manusia. Semua komponen kimia yang ada di tanah betul ada pada tubuh manusia. Adapun temuan ilmu pengetahuan, sesungguhnya Al-Qur’an telah lebih dulu menyebutnya.
Setelah berpandukan pada (Surah Al-A’la : 1-3), penciptaan atau kejadian manusia terbahagi kepada tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia. Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua, penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa). Ketiga, penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa). Oleh itu, kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Dalam Surah Al-Qiyamah (75 : 37-39),penciptaan manusia terbahagi menjadi empat (4) tahap.
Allah telah menyatakan bahawa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah Al-Insan:2). Mafhumnya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang bercampur yang kami (hendak menguji dengan perintah dan larangan).
Tidak pernah berfikir mengapa banyak ayat Al-Qur’an berbicara tentang asal muasal kehidupan, utamanya manusia, meski peradaban saat itu belum mencapai tingkat ilmu pengetahuan mengenai hal itu? Jawaban dari pernyataan ini, barangkali, adalah karena Al-Qur’an ingin menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dalam pembicaraan tentang topik yang hangat saat itu, dan memberikan pengertian yang benar, walaupun hal ini baru terungkap jauh-jauh hari kemudian. Banyak buku dari agama lain yang berbicara tentang asal muasal kehidupan, namun tidak ada yang mendekati temuan dan capaian ilmu pengetahuan melebihi apa yang dinyatakan oleh Al-Qur’an.
Kenyataan yang demikian, menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah bahwa semua ciptaan yang ada di alam semesta adalah hasil kreasiNya. Apabila keduanya bersumber dari yang satu maka tidak mungkin akan saling menafikan, satu berwujud teori, dan yang lain berwujud praktir atas teori itu. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Kelihatannya, temuan-temuan dalam ilmu pengetahuan adalah bentuk konfirmasi atas apa yang disampaikan Al-Qur’an. Peran penelitian kemudian adalah menemukan hukum-hukum yang telah diciptakan oleh sang pencipta, karena apa yang ada di alam ini merupakan akibat dari suatu sebab yang diatur oleh sebab yang paling utama, Allah SWT.[4]

C.     Perpaduan antara Al-Qur’an dan Sains dalam penciptaan Manusia
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan (25) : 59)
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing. (tidak berevolusi).
"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
Perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin ternyata tidak dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.
Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Kemudian di dalam surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab : ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah (2) : 31-32)
Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah berkenan menurunkan kepada semua keturunannya agar derajat mereka lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Apabila kita menilik kepada literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah antropologi, maka akan tampak sekali keragu-raguan dari para ahli antropologi sendiri, apakah Homo Sapiens itu benar-benar berasal dari Pithecanthropus atau Sinanthropus, Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah atau punah.
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdak kamu ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)
Dari ayat ini banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Antropologi memang ada jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens (manusia berbudaya) memang ada makhluk yang mirip dengan manusia yang disebut Pithecanthropus, Sinanthropus, Neanderthal, dan sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka mereka selalu berbuat kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.
Nama-nama mkhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui dalam pendapat para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan :
"Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang kerjanya suka berbuat kerusuhan"
Dengan demikian dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa Adam a.s adalah manusia pertama, khalifah pertama dan Rasul (nabi) pertama. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Dan tidak ada suatu umatpun (manusia) melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan (Nabi)" (QS. Fathir : 24)
"Tiap-tiap umat mempunyai Rasul" (QS. Yunus : 47)



III.       Kesimpulan
Kisah singkat tentang perang observasi, dan pertandingan eksperiment itu sengaja kami muat di makalah ini, dengan maksud supaya tergambar bagi kita, bagaimana akal mendesak kepercayaan. Padahal bagi kita yang beriman, cukuplah “Iman”. Iman pada terjadinya penciptaan tidak alami yang boleh dikatakan merupakan peristiwa yang hanya satu kali saja terjadi, mendasari kelahiran berikutnya. Sebagaimana iman kita pada penciptaan Nabi Adam As, sebagai manusia pertama, kemusian melahirkan manusia-manusia berikutnya. Allah Maha Kuasa berbuat sekehendaknya.

IV.       Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya. Amin.














DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan terjemahnya
RI, Kementrian Agama. 2012. Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an & Sains. Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia.
Thayyib, Haji Lalu Ibrahim M. 2010. Keajaibabn Sains Islam. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
http://www.tahupedia.com/content/show/236/10-Teori-Asal-Mula-Keberadaan-Manusia, di akses pada tanggal 27 September 2014 pukul 09.17 WIB





[1] http://www.tahupedia.com/content/show/236/10-Teori-Asal-Mula-Keberadaan-Manusia, di akses pada tanggal 28 September 2014 pukul 09.17
[2] Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an & Sains, (Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hal. 8-10
[3] Haji Lalu Ibrahim M. Thayyib, Keajaibabn Sains Islam, (Yogyakarta : Pinus Book Publisher, 2010), hal. 36
[4] Kementrian Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an & Sains, (Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hal. 27-28

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More