SHOLAT
FARDHU
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Fiqih
Dosen
Pengampu : Ridwan M.Ag
Disusun
Oleh:
M.
Afif Abdul Rozaq (1403016137)
Anisa
Mufida (1403016136)
Friki
Faozani (1403016138)
Novan
Firdaus (1403016139)
Direvisi
Oleh:
Baihaqi An
Nizar (133111013)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang muslim dan muslimah tentunya kita sudah mengetahui,
bahwa salah satu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan shalat lima
waktu. Rukun islam yang kedua ini sebagai bentuk penghambaan kepada sang
pencipta yakni Allah SWT, yang telah menciptakaan bumi, langit beserta isinya.
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita untuk senantiasa mematuhi segala
perintahnya dan larangannya karena dengan demikian kita akan menjadi manusia
yang akan mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akherat. Seorang muslim
yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim maka ia di
pertanyakan kemuslimannya karena seorang muslim yang sesungguhnya ia akan taat
kepada Allah dan rosulnya.
Shalat merupakan ibadah yang sangat
penting bagi seorang muslim karena shalat merupakan induk amal, apabila shalat
kita baik maka amal yang lain juga Insya Allah akan baik tetapi sebaliknya
apabila shalat kita kurang baik maka amal yang lain pun akan mengikutinya
karena shalat adalah tiang agama. Kalau tiangnya runtuh maka ambruklah agma
seseorang. Oleh karenanya seoarng muslim hendaknya terus memperbaiki shalatnya,
karena dengan shalat kita baik maka kita akan senantiasa terjaga agama kita dan
kita terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian Sholat fardhu?
2.
Apa
dasar hukum sholat fardhu?
3.
Apa
syarat dan rukun shalat?
4.
Kapan
waktu-waktu mengerjakan shalat
5.
Apa
saja hal yang membatalkan sholat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SHOLAT
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi
Syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah
ditentukan.shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan
berakal) dan suci, sehari semalam lima kali.
Disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada
penciptanya,dan shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri
kepada Allah SWT.Maka shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan dalam
menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan
hidupnya,sebagaimana firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah 2 : 153)[1]
B.
DASAR HUKUM
SHOLAT FARDHU
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dan harus dilaksanakan
berdasarkan ketetapan Al-qur’an,Sunnah,dan
Ijma’. Allah SWT berfirman :
فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ
إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
103. Maka apabila kamu
telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS.An-Nisa’ 3 : 103)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi SAW bersabda pada
Mu’adz ketika beliau mengutusnya ke
Yaman,”Sesungguhnya kau akan mendatangi kaum ahlul kitab,maka dakwahilah mereka
agar bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya aku adalah
rasul utusan Allah”.Jika mereka menaatimu dalam hal tersebut,maka beritahulah
mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Shalat
diwajibkan pada malam Isra’ dan Mi’raj
satu tahun setengah sebelum hijrah.
Anas bin Malik ra bercerita : Pada malam Nabi di Isra’kan,beliau
diwajibkan shalat lima puluh waktu, kemudian dikurangi hingga hanya menjadi
lima waktu, kemudian dipanggilah beliau, ”Hai Muhammad, sesungguhnya tidak ada
anjuran di sisiku yang berubah-ubah, dan sesungguhnya dengan lima waktu tesebut
kau peroleh pahala yang sama dengan pahala lima puluh waktu.
C. SYARAT DAN RUKUN SHOLAT
1.
SYARAT SHOLAT
Para ulama
membagi syarat shalat menjadi dua macam, pertama syarat wajib, dan yang
ke dua syarat sah. Syarat wajib adalah sayarat yang menyebabkan
seseorang wajib melaksanakan shalat. Sedangkan syarat sah adalah syarat yang
menjadikan shalat seseorang diterima secara syara’ di samping adanya kriteria
lain seperti rukun.
a.
Bahwa syarat-syarat
wajib sholat adalah sebagai berikut:
1)
Islam.
2)
Baligh (dewasa)
Maka tidak wajib sholat atas anak-anak samapai ia mencapai dewasa. Akan tetapi walinya wajib memerintah sholat
kepada anaknya yang telah berumur tujuh tahun serta wajib mengajarkan ilmunya. Ketika
anak tersebut sudah berumur sepuluh tahun dan ia meninggalkan sholat maka
walinya pantas untuk memukul anaknya tersebut. Sabda Rosulullah SAW yang
artinya sebagai berikut:
Umur dewasa itu bisa di ketahui melalui salah satu tanda berikut:
a)
Cukup berumur
lima belas tahun
b)
Keluar mani
c)
Mimpi
bersetubuh
d)
Mulai keluar
darah haid bagi perempuan
3)
Berakal
Tidak wajib sholat atas orang yang
hilang akalnya,karena mabuk atau gila. Apabila
mabuknya ittu disengaja maka ttap wajib mengerjakan sholat.[2]
b.
Syarat sah
sholat adalah sebagai berikut:
1)
Mengetahui
masuknya waktu sholat
أَقِمِ
الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ
الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-70-82.html#sthash.nhh8TSJq.dpuf أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh, Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).(QS. Al-Isra’:78)
2)
Suci dari
hadast kecil dan besar
أَقِمِ
الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ
الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-70-82.html#sthash.nhh8TSJq.dpuf
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُواْ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, ...(QS. Al-Maidah: 6)
Sabda Nabi SAW:
“Allah
tidak akan menerima shalat seseorang diantara kamu apabila ia berhadast hingga
ia berwudlu” (HR.Bukhori
dan Muslim).
3)
Suci badan, pakaian
dan tempat dari najis
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".(QS.Al-Baqarah:
125)
4)
Menutup aurot
Aurotnya orang laki-laki ialah antara pusar sampai lutut. Sedangkan
aurotnya perempuan ialah seluruh badan kecuali kedua telapak tangan.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid. (QS. Al-A’raf:31)
5)
Menghadap
kiblat
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Maka sungguh
Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke
arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke
arahnya. (QS. Al-Baqarah:144)
6)
Niat.[3]
2.
RUKUN SHOLAT
Adapun
rukun-rukun sholat adalah sebagai berikut:
a. Niat
b. Berdiri bagi orang yang kuasa
c. Takbirotul ikhrom
d. Membaca al-Fatihah
e. Ruku’ dan tuma’ninah
f. I’tidal dan tuma’ninah
g. Sujud dan tuma’ninah
h. Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah
i.
Duduk
akhir
j.
Membaca
tahiyat
k. Membaca sholawat nabi
l.
Membaca
salam
m. Tertib
D. WAKTU SHOLAT FARDHU
1. Waktu dzuhur
Permulaan
waktu dzuhur ialah condongnya matahari dari tengah-tengah langit. Maksudnya
adalah matahari tersebut telah condong ke arah barat dari tegak lurusnya.
Adapun akhir dari waktu sholat dzuhur adalah ketika bayangan suatu benda sama
panjang dengan benda tersebut.
2. Waktu ashar
Permulaan waktu ashar
ialah sejak bayangan suatu benda sama panjang dengan benda tersebut. Adapun
akhir dari waktu sholat ashar adalah terbenamnya matahari secara keseluruhan.
3. Waktu maghrib
Permulaan
waktu maghrib ialah dari terbenamnya matahari secara keseluruhan. Adapun akhir
dari waktu sholat maghrib ialah terbenamnya mega merah.
4. Waktu isya’
Permulaan waktu
isya’ ialah mulai dari terbenamnya mega yang berwarna merah (akhir waktu
magrib). Adapun
akhir dari waktu sholat isya’ adalah terbitnya
Fajar.
5. Waktu shubuh
permulaan
waktu shubuh ialah mulai dari fajar shiddiq.Adapun akhir dari waktu sholat
shubuh adalah matahari terbit di sebelah
timur.[4]
E. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT
1. Meninggalkan salah satu rukun atau
sengaja memutuskan rukun sebelum sempurna.
2. Meninggalkan salah satu syarat.
3. Sengaja berbicara.
4. Banyak bergerak.
5. Makan atau minim.
6. Terbukanya aurat.
7. Membelakangi kiblat.
8. Makan dan minum baik sedikit maupun
banyak.
9. Tertawa dengan keras.
10. Terkena hadas, baik kecil maupun
besar. Yang mana hadas tersebut baru.
11. Murtad.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat menurut bahasa adalah do’a. Sedangkan menurut terminologi
Syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah
ditentukan. Adapun dasar hukumnya termaktub dalam QS.An-Nisa’ 3 : 103)
Dalam shalat terdapat syarat-syarat wajib yaitu: Islam, Baligh dan
Berakal. Ada pula syarat sah shalat yaitu: Mengetahui masuknya waktu shalat, Suci
dari hadast kecil dan besar, Suci badan, pakaian dan tempat dari najis, Menutup
aurat, Menghadap kiblat dan Niat.
Selain adanya syarat, ada pula rukun-rukun dalam shalat, yaitu: Niat, Berdiri bagi orang yang kuasa,
Takbirotul ikhrom, Membaca al-Fatihah, Ruku’ dan tuma’ninah, I’tidal dan
tuma’ninah, Sujud dan tuma’ninah, Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah, Duduk
akhir, Membaca tahiyat, Membaca sholawat nabi, Membaca salam dan Tertib.
[1] M. Saifullah al-Aziz, Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit
Terang, 2000), hlm. 606.
[2] Fadhlan Musfi’ Mu’ti, Ashalatu fil Hawa’, (Kairo: Syirkah
Mathbaah Islam, 2011), hlm. 16-19.
[3] Ibid, hlm. 34-.47.
[4] Ahmad Sunarto, Terjemah Fatkhul Qorib Mujib,terj.
Fattkhul Qorib Mujib, (Surabaya: Makatabah wa Mathbaah al-Hidayah), hlm. 85-87.
[5] Ibid, hlm. 85-87.
0 komentar:
Post a Comment