Saturday, January 24, 2015

SHOLAT FARDHU



SHOLAT FARDHU
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Fiqih
Dosen Pengampu : Ridwan M.Ag



Disusun Oleh:
M. Afif Abdul Rozaq (1403016137)
Anisa Mufida               (1403016136)
Friki Faozani               (1403016138)
Novan Firdaus            (1403016139)
Direvisi Oleh:
Baihaqi An Nizar        (133111013)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2014



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sebagai seorang muslim dan muslimah tentunya kita sudah mengetahui, bahwa salah satu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan shalat lima waktu. Rukun islam yang kedua ini sebagai bentuk penghambaan kepada sang pencipta yakni Allah SWT, yang telah menciptakaan bumi, langit beserta isinya. Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita untuk senantiasa mematuhi segala perintahnya dan larangannya karena dengan demikian kita akan menjadi manusia yang akan mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akherat. Seorang muslim yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim maka ia di pertanyakan kemuslimannya karena seorang muslim yang sesungguhnya ia akan taat kepada Allah dan rosulnya.
Shalat merupakan ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim karena shalat merupakan induk amal, apabila shalat kita baik maka amal yang lain juga Insya Allah akan baik tetapi sebaliknya apabila shalat kita kurang baik maka amal yang lain pun akan mengikutinya karena shalat adalah tiang agama. Kalau tiangnya runtuh maka ambruklah agma seseorang. Oleh karenanya seoarng muslim hendaknya terus memperbaiki shalatnya, karena dengan shalat kita baik maka kita akan senantiasa terjaga agama kita dan kita terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Sholat fardhu?
2.      Apa dasar hukum sholat fardhu?
3.      Apa syarat dan rukun shalat?
4.      Kapan waktu-waktu mengerjakan shalat
5.      Apa saja hal yang membatalkan sholat?


 BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SHOLAT
Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi Syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan.shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali.
     Disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya,dan shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT.Maka shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya,sebagaimana firman Allah SWT :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن

153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah 2 : 153)[1]
B.     DASAR HUKUM SHOLAT FARDHU
Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dan harus dilaksanakan berdasarkan ketetapan Al-qur’an,Sunnah,dan Ijma’. Allah SWT berfirman :


فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS.An-Nisa’ 3 : 103)
 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi SAW bersabda pada Mu’adz  ketika beliau mengutusnya ke Yaman,”Sesungguhnya kau akan mendatangi kaum ahlul kitab,maka dakwahilah mereka agar bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah”.Jika mereka menaatimu dalam hal tersebut,maka beritahulah mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu  dalam sehari semalam.
Shalat diwajibkan  pada malam Isra’ dan Mi’raj satu tahun setengah sebelum hijrah.
Anas bin Malik ra bercerita : Pada malam Nabi di Isra’kan,beliau diwajibkan shalat lima puluh waktu, kemudian dikurangi hingga hanya menjadi lima waktu, kemudian dipanggilah beliau, ”Hai Muhammad, sesungguhnya tidak ada anjuran di sisiku yang berubah-ubah, dan sesungguhnya dengan lima waktu tesebut kau peroleh pahala yang sama dengan pahala lima puluh waktu.

C.    SYARAT  DAN RUKUN SHOLAT
1.      SYARAT SHOLAT
Para ulama membagi syarat shalat menjadi dua macam, pertama syarat wajib, dan yang ke dua syarat sah. Syarat wajib adalah sayarat yang menyebabkan seseorang wajib melaksanakan shalat. Sedangkan syarat sah adalah syarat yang menjadikan shalat seseorang diterima secara syara’ di samping adanya kriteria lain seperti rukun.
a.       Bahwa syarat-syarat wajib sholat adalah sebagai berikut:
1)      Islam.
2)      Baligh (dewasa)
Maka tidak wajib sholat atas anak-anak samapai ia mencapai dewasa.  Akan tetapi walinya wajib memerintah sholat kepada anaknya yang telah berumur tujuh tahun serta wajib mengajarkan ilmunya. Ketika anak tersebut sudah berumur sepuluh tahun dan ia meninggalkan sholat maka walinya pantas untuk memukul anaknya tersebut. Sabda Rosulullah SAW yang artinya sebagai berikut:
Umur dewasa itu bisa di ketahui melalui salah satu tanda berikut:
a)      Cukup berumur lima belas tahun
b)      Keluar mani
c)      Mimpi bersetubuh
d)     Mulai keluar darah haid bagi perempuan
3)      Berakal
Tidak wajib sholat atas orang yang hilang akalnya,karena mabuk atau gila. Apabila  mabuknya ittu disengaja maka ttap wajib mengerjakan sholat.[2]
b.      Syarat sah sholat adalah sebagai berikut:
1)      Mengetahui masuknya waktu sholat
أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-70-82.html#sthash.nhh8TSJq.dpuf   أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh, Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).(QS. Al-Isra’:78)
2)      Suci dari hadast kecil dan besar

أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-70-82.html#sthash.nhh8TSJq.dpuf
  
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُواْ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, ...(QS. Al-Maidah: 6)
Sabda Nabi SAW:
“Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kamu apabila ia berhadast hingga ia berwudlu” (HR.Bukhori dan Muslim).
3)      Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ 

"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".(QS.Al-Baqarah: 125)
4)      Menutup aurot
Aurotnya orang laki-laki ialah antara pusar sampai lutut. Sedangkan aurotnya perempuan ialah seluruh badan kecuali kedua telapak tangan.

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid. (QS. Al-A’raf:31)
5)      Menghadap kiblat

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
 
Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. Al-Baqarah:144)
6)      Niat.[3]

2.      RUKUN SHOLAT
Adapun rukun-rukun sholat adalah sebagai berikut:
a.       Niat
b.      Berdiri bagi orang yang kuasa
c.       Takbirotul ikhrom
d.      Membaca al-Fatihah
e.       Ruku’ dan tuma’ninah
f.       I’tidal dan tuma’ninah
g.      Sujud dan tuma’ninah
h.      Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah
i.        Duduk akhir
j.        Membaca tahiyat
k.      Membaca sholawat nabi
l.        Membaca salam
m.    Tertib

D.    WAKTU SHOLAT FARDHU
1.      Waktu dzuhur
Permulaan waktu dzuhur ialah condongnya matahari dari tengah-tengah langit. Maksudnya adalah matahari tersebut telah condong ke arah barat dari tegak lurusnya. Adapun akhir dari waktu sholat dzuhur adalah ketika bayangan suatu benda sama panjang dengan benda tersebut. 
2.      Waktu ashar
Permulaan  waktu ashar ialah sejak bayangan suatu benda sama panjang dengan benda tersebut. Adapun akhir dari waktu sholat ashar adalah terbenamnya matahari secara keseluruhan.    
3.      Waktu maghrib
Permulaan waktu maghrib ialah dari terbenamnya matahari secara keseluruhan. Adapun akhir dari waktu sholat maghrib ialah terbenamnya mega merah.
4.      Waktu isya’
Permulaan waktu isya’ ialah mulai dari terbenamnya mega yang berwarna merah (akhir waktu magrib). Adapun akhir dari waktu sholat isya’ adalah terbitnya Fajar.
5.      Waktu shubuh
permulaan waktu shubuh ialah mulai dari fajar shiddiq.Adapun akhir dari waktu sholat shubuh adalah matahari  terbit di sebelah timur.[4]

E.     HAL-HAL  YANG MEMBATALKAN SHOLAT
1.      Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja memutuskan rukun sebelum sempurna.
2.      Meninggalkan salah satu syarat.
3.      Sengaja berbicara.
4.      Banyak bergerak.
5.      Makan atau minim.
6.      Terbukanya aurat.
7.      Membelakangi kiblat.
8.      Makan dan minum baik sedikit maupun banyak.
9.      Tertawa dengan keras.
10.  Terkena hadas, baik kecil maupun besar. Yang mana hadas tersebut baru.
11.  Murtad.[5]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Shalat menurut bahasa adalah do’a. Sedangkan menurut terminologi Syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan. Adapun dasar hukumnya termaktub dalam QS.An-Nisa’ 3 : 103)
Dalam shalat terdapat syarat-syarat wajib yaitu: Islam, Baligh dan Berakal. Ada pula syarat sah shalat yaitu: Mengetahui masuknya waktu shalat, Suci dari hadast kecil dan besar, Suci badan, pakaian dan tempat dari najis, Menutup aurat, Menghadap kiblat dan Niat.
Selain adanya syarat, ada pula rukun-rukun dalam shalat, yaitu: Niat, Berdiri bagi orang yang kuasa, Takbirotul ikhrom, Membaca al-Fatihah, Ruku’ dan tuma’ninah, I’tidal dan tuma’ninah, Sujud dan tuma’ninah, Duduk diantara dua sujud dan tuma’ninah, Duduk akhir, Membaca tahiyat, Membaca sholawat nabi, Membaca salam dan Tertib.




[1] M. Saifullah al-Aziz, Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2000), hlm.  606.
[2] Fadhlan Musfi’ Mu’ti, Ashalatu fil Hawa’, (Kairo: Syirkah Mathbaah Islam, 2011), hlm. 16-19.
[3] Ibid, hlm. 34-.47.
[4] Ahmad Sunarto, Terjemah Fatkhul Qorib Mujib,terj. Fattkhul Qorib Mujib, (Surabaya: Makatabah wa Mathbaah al-Hidayah), hlm. 85-87.
[5] Ibid, hlm. 85-87.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More