HUJAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:
Tafsir
Yang Diampu
Oleh: Bapak Agus Sholeh
Disusun
Oleh,
Aini
Rahmawati (133111002)
Baihaqi (133111013)
Siti
Nurul Khoiriyah (133111020)
Lisa Dwi
Nurul Aini (133111035)
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2014
HUJAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
I.
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tak
berbilang sehingga kita dapat selalu dapat mengambil pelajaran dari semua
ciptaan-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW
yang telah menerima mu’jizat terbesar di jagat raya yang selalu dapat dipakai
sebagai rujukan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tak akan lekang dimakan
zaman, yaitu pelita jiwa, al-Quran al-Karim.
Subhanallah, maha suci Allah yang telah menciptakan alam semesta
beserta kedahsyatan isinya. Dia yang memiliki ayat-ayat (bukti-bukti kekuasaan)
yang memadati bumi dan langit, akan tetapi kebanyakan manusia melalaikannya.
Dan salah satu keajaiban ciptaan Allah yang terdapat padanya adalah bahwa ayat-ayat
atau bukti itu tidak pernah sirna atau kedaluarsa. Meskipun kita sedang berada
di jalan datar, mendaki gunung, menyelam ke dasar laut, terbang ke luar
angkasa, atau memasuki perut bumi, maka di mana saja kita akan berjumpa dengan
ayat-ayat Allah.
Ayat-ayat al-Quran tak hanya berbicara tentang masalah akidah,
syariat, dan tauhid, tetapi juga berbicara tentang langit, bumi, bintang,
beserta anggota alam semesta yang lain, tak terkecuali hujan. Terbukti kebenarannya
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini. Oleh karena itu,
kita sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna untuk
memperhatikan, mempelajari, serta mengambil pelajaran darinya agar dapat menambah
keyakinan akan kebenaran dan kebesaran serta kekuasaan Allah. Disamping itu
juga agar dapat dimanfaatkan oleh manusia sendiri untuk menata hidup dan
kehidupan sehari-harinya.
Di
sini, kami sebagai pemakalah, mencoba untuk membuat dan menyampaikian makalah
tentang “Hujan Dalam Perspektif al-Quran”, yang kami berharap agar dapat
menambah keyakinan kita kepada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua. Amiin ya robba al-alamin.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Saja Ayat-ayat al-Qur’an yang Menerangkan Tentang Air Hujan ?
2.
Bagaimana Proses Terjadinya Hujan?
3.
Bagaimana Manfaat Air Hujan ?
III.
PEMBAHASAN
1. Ayat al-Qur’an Tentang Air Hujan
A.
QS. al-Waqia’ah 68-70
ÞOçF÷uätsùr& uä!$yJø9$# Ï%©!$# tbqç/uô³n@ ÇÏÑÈ öNçFRr&uä çnqßJçFø9tRr& z`ÏB Èb÷ßJø9$# ÷Pr& ß`øtwU tbqä9Í\ßJø9$# ÇÏÒÈ öqs9 âä!$t±nS çm»uZù=yèy_ %[`%y`é& wöqn=sù crãä3ô±n@ ÇÐÉÈ
(68) pernahkah kamu
memperhatikan air yang kamu minum? (69) Kamukah yang menurunkannya dari awan
ataukah kami yang menurunkan ? (70) Sekiranya kami menghendaki, niscaya kami
menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya
yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka
mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum? apakah mereka yang menurunkan
air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya.
Air hujan manakala direnungkan oleh
manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah
menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal,
maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin
seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan
haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan
ada mata air walau berapa meterpun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak
akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumputpun tidak akan tumbuh, apalagi
tanaman yang ditanam orang.
Apabila tidak ada hujan, pasti tidak
ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan
tidak tumbuh, maka binatang ternakpun tidak ada. Tidak akan ada ayam, kerbau,
sapi dan tidak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan
minum. Kalau tidak ada yang dimakan dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa
hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar
untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? dan
apakah yang akan diminum?
Jika air dijadikan tuhan asin
rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidk dapat dipergunakan untuk
menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut?
bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan
sumur dapat mengeluarkan air?[1]
Mengapakah manusia tidak bersyukur
kepada Allah? padahal Dia-lah yang menurunkan hujan yang demikan banyak manfaatnya sebagaimana
firman-Nya:
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& ÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur Öyfx© ÏmÏù cqßJÅ¡è@ ÇÊÉÈ àMÎ6/Zã /ä3s9 ÏmÎ/ tíö¨9$# cqçG÷¨9$#ur @ϨZ9$#ur |=»uZôãF{$#ur `ÏBur Èe@à2 ÏNºtyJ¨V9$# 3 ¨bÎ) Îû Ï9ºs ZptUy 5Qöqs)Ïj9 crã¤6xÿtGt ÇÊÊÈ
(10)
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (11) Dia menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (an-Nahl:10-11).
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa
Allah menyebutkan nikmat yang diperoleh manusia dari langit secara langsung
atau tidak langsung . Nikmat Allah yang mereka peroleh secara langsung adalah
air hujan yang dapat dijadikan air minum dan keperluan lainnya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, dan lain sebagainya.
Turunnya air hujan juga membuat udara yang panas menjadi sejuk dan menyegarkan
badan. Sedang nikmat Allah yang diperoleh secara tidak langsung dari air hujan
adalah air itu dapat mengairi sawah dan menghidupkan segala macam tumbuh-tumbuhan.
Segala tumbuhan itu sabgat bermanfaat bagi manusia dan makhluk lain, seperti
manusia dapat menggembalakan binatang ternak mereka di padang rumput.[2]
B.
QS. Al-furqon ayat 53
* uqèdur Ï%©!$# ylttB Ç`÷tóst7ø9$# #x»yd Ò>õtã ÔN#tèù #x»ydur ìxù=ÏB Ól%y`é& @yèy_ur $yJåks]÷t/ %Y{yöt/ #\ôfÏmur #Yqàføt¤C ÇÎÌÈ
Dan Dialah yang membiarkan dua laut
yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Dari ayat tersebut Tuhanlah, yang menurunkan air hujan dari langit
yang menyebabkan tumbuhnya tanam-tanaman dan buah-buahan yang bermacam-macam
cita rasanya, ada yang masam, ada yang manis, bermacam ragam ragam dan jenis
dan manfaatnya. ada yang layak untuk manusia, dan ada yang baik untuk binatang
yang kesemuanya itu menunjukan atas besarnya karunia dan banyaknya nikmat yang
dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya. Sejalan dengan firman Allah:
tAtRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 ( ÇËËÈ
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. (Al-Baqarah: 22)
Ayat
ini mnerangkan bahwa Allah yang menciptakan bumi sebagai hamparan dan langit
sebagai atap, menurunkan air hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menjadikan
tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Semua diciptakan Allah untuk manusia, agar manusia
memperhatikan proses penciptaan itu, mempelajari dan mengolahnya sehingga
bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan sesuai dengan yang telah diturunkan
Allah. Dengan jelas Allah menerangkan
alam ayat ini terutama pada bagian yang mengungkapkan “ dan dialah yang
menurunkan air (hujan) dari langit lalu dia hasilkan dengan (hujan) itu
buah-buahan”.
Dengan terang
Allah menyebutkan bumi, langit dan benda-benda langit, seperti matahari dan
bintang-bintang adalah ciptaan Allah yang merupakan satu kesatuan dan semuanya
diatur dengan satu kesatuan sistem yang dalam ilmu pengetahuan modern disebut
ekosistem. Selama belum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang memperturutkan
hawa nafsunya, semua berjlan dengan tertib dan teratur.[3]
2. Proses Terjadinya Hujan
Air
adalah bahan yang ditemui dibumi dalam tiga fasa (wujud) yaitu padat (es),
cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat air berada dalam satu atmosfer
sebagai salju, dan sebagai kristal es atau batu es (hail stone) di dalam
awan. Es tampak pada bumi dalam bentuk ladang salju, air beku dalam tanah atau
sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga tampak sebagai gunung
es (icebergs) di samudera dan sebagai air beku di danau. Es berinteraksi
dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk glasier, ia dapat merubah bentuk
daratan. Es muncul dari atmosfer melalui deposisi, dari hidrosfer melalui
pembekuan dan kembali lagi ke atmosfer melalui penguapan dan sublimasi.
Perubahan
fasa dari air menjadi uap air disebut penguapan yang memerlukan sejumlah energi
atau panas yang disebut panas penguapan. Panas ini tersimpan dalam uap
air yang berbentuk laten kondensasi. Jika uap air mengkondensasi, maka
panas laten kondensasi diberikan oleh air sehingga molekul-molekulnya terikat
lebih rapat dalam bentuk cair. Penguapan mengambil panas dari lingkungan dan
kondensasi memberikan panas pada lingkungan.
Perubahan
fasa dari uap air ke es disebut deposisi, kebalikannya dari es menjadi uap air
disebut sublimasi. Energi yang diperlukan untuk mengubah es menjadi uap agak
(sedikit) lebih besar daripada mengubah air menjadi uap. Jika uap menjadi es,
seperti pembentukan embun beku (frost), maka panas laten sublimasi
diberikan kepada lingkungan sehingga udara menjadi panas.
Peleburan
dari es menjadi air membutuhkan sejumlah energi yang disebut panas peleburan.
Sedangkan dalam fasa cair panas ini tersimpan sebagai panas laten peleburan.
Panas ini akan dilepaskan jika air membeku. Jadi peleburan es seperti penguapan
air mengambi panas. Transformasi air melalui semua fasanya pada bumi
disebut daur hidrologi.
Air
berubah menjadi uap terutama melalui penguapan air laut dan air tawar, dan
melalui transpirasi tanaman. Uap air diatmosfer dibawa oleh angin dalam jarak
yang jauh, dan mungkin dari darat ke laut atau dari laut ke darat. Uap air yang
naik menjadi dingin dan mengkondensasi menjadi tetes-tetes awan dan
kristal-kristal es yang kemudian jatuh sebagai presipitasi (hujan dan salju).
Kebanyakan presipitasi ini kembali kelaut. Dari presipitasi yang jatuh ke
darat, sebagian diperlukan tanaman dan binatang. Sebagian curah hujan mengalir
diatas darat sebagai limpasan (run off) yang bergabung dengan lelehan
salju, sebagian mengalir ke sungai yang akhirnya menuju ke laut. Semua air
tawar (fresh water) di bumi berasal dari air hujan. Sebagian dari hujan
merembes ke dalam tanah yang membantu pada cadangan air tanah dan pada arus
bawah tanah. Sisanya akan kembali ke atmosfer melalui penguapan.[4]
3. Manfaat Air Hujan:
Air hujan
merupakan rahasia kehidupan. [5]Karenanya,
Islam melarang keras penggunaan air hujan tanpa tujuan yang jelas. Walaupun
tidak secara tegas, menyiratkan bagaimana seharusnya manusia memperlakukan air
hujan, karena air hujan bukanlah hasil produksi manusia. Penghematan air, baik
air PDAM maupun air hujan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan adalah salah satu bentuk
pemujaan terhadap Tuhan.[6]
Islam juga melarang manusia untuk tidak membuang hajat di air yang tergenang
karena membuatknya tak lagi layak dikonsumsi. Contoh jika setelah hujan, maka
akan terdapat banyak genangan air. Sebagai orang yang berpendidikan, hendaknya
jangan membuang hajat di dalam genangan tersebut. Karena perbuatan tersebut
sangatlah menyimpang dengan agama kita. Mengapa dikatakan menyipang? Karena
membuang hajat di air yang tergenang merupakan bentuk tidak menghargai kita
terhaap lingkunga. Kemudian hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap
QS. ar-Rum: 41. Sebagaimana juga sudah dijelaskan dalam QS. ar-Rum: 41
tygsß ß$|¡xÿø9$# Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷r& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_öt ÇÍÊÈ
telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusai, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (QS.ar-Rum: 41)[7]
Jadi,
dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia janganlah
membuat kerusakan khususnya di bumi,
karena jika hal itu terjadi maka Allah akan memberi peringatan kepada kita. Di
samping itu, jika ada pelestarian pasti ada yang namanya pemanfaatan. Manfaat
air hujan diantaranya:
a.
Manfaat air hujan dalam segi
Al-Qur’an:
1.
Air hujan adalah tawar. Termaktub di QS. al-Mursalat: 27
$uZù=yèy_ur $pkÏù zÓźuru ;M»yÏJ»x© /ä3»uZøs)ór&ur [ä!$¨B $Y?#tèù ÇËÐÈ
27. Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung
yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar. (QS. al-Mursalat: 27)
2.
Memberi kehidupan pada tanah yang telah mati. Sesuai dengan QS.
al-Furqan: 48-49.
uqèdur üÏ%©!$# @yör& yx»tÌh9$# #Mô³ç0 ú÷üt/ ôyt ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ }Å¿ósãZÏj9 ¾ÏmÎ/ Zot$ù#t/ $\Gø¨B ¼çmuÉ)ó¡èSur $£JÏB !$oYø)n=yz $VJ»yè÷Rr& ¢ÓÅ$tRr&ur #ZÏV2
48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai)
pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami
turunkan dari langit air yang Amat bersih,
49. agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati,
dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (QS. al-Furqan: 48-49).
3.
Air hujan sebagai penyubur tanah. Sebagaimana dalam QS. Qaf: 9
$uZø9¨tRur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB %Z.t»t6B $uZ÷Gu;/Rr'sù ¾ÏmÎ/ ;M»¨Zy_ ¡=ymur ÏÅÁptø:$# ÇÒÈ
Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang dipanen. (QS. Qaf: 9)
4.
Air hujan dibutuhkan untuk keberlangsungan hiduo manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Anbiya’: 30
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( xsùr& tbqãZÏB÷sã ÇÌÉÈ
30. Dan Apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga
beriman. (QS.
Al-Anbiya’: 30)[8]
b.
Manfaat air hujan dalam tubuh kita:
1.
Menghilangkan bau amis. Kalau kita seusai makan ikan atau daging,
maka bau amis akan muncul dan baunya susah dihilangkan, walaupun cuci tangan
pakai sabun. Nah, air hujan ini ternyata bisa menghilangkan bau amis pada
tangan meskipun tanpa sabun.
2.
Pengejutan sistem syaraf pada tubuh. Seperti pijat refleksi., pola
dasarnya yaitu pengejutan sistem syaraf yang terletak pada jaringan kulit.
Kalau misal kita mandi dengan air hujan sekitar 10 menit, maka pukulan air
hujan itu akan memukul kita. Pukulan air hujan itu akan mengejutkan sistem
syaraf kita.
3.
Menghilangkan racun pada tubuh kita. Dengan melarutkan garam pada
air hujan segar dan dilakukan secara rutin.[9]
IV.
KESIMPULAN
Allah
mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan
dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka
minum? apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah
Allah yang menurunkannya. Tuhanlah, yang menurunkan air hujan dari langit yang
menyebabkan tumbuhnya tanam-tanaman dan buah-buahan yang bermacam-macam cita
rasanya, ada yang masam, ada yang manis, bermacam ragam ragam dan jenis dan
manfaatnya. Ada yang layak untuk manusia, dan ada yang baik untuk binatang yang
kesemuanya itu menunjukan atas besarnya karunia dan banyaknya nikmat yang
dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya.
Air hujan
manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena
panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat
hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk
dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan
serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang
mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meterpun dalamnya orang menggali
sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumputpun tidak
akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang.
Manfaat air
hujan dalam segi Al-Qur’an yaitu (1) Memberi kehidupan pada tanah yang telah
mati. Sesuai dengan QS. al-Furqan: 48-49. (2) Air hujan sebagai penyubur tanah.
Sebagaimana dalam QS. Qaf: 9. (3) Air hujan dibutuhkan untuk keberlangsungan
makhluknya. Sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Anbiya’: 30. Sedangkan manfaat
air hujan dalam tubuh adalah (1) Menghilangkan bau amis. (2) Pengejutan sistem
syaraf pada tubuh. (4) Menghilangkan racun pada tubuh kita.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang pemakalah
susun. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri, serta dapat
mempertebal iman dan taqwa kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
akal pikiran sehingga kita dapat mempelajariapa yang telah diciptakan oleh-Nya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun ataupun ketika
menyampaikan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak tentu kami butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya. Terima
kasih.
[1] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya jilid IX,
(Jakarta:Lentera Abadi,2010), hlm. 648-649.
[2] Ibid, hlm. 293.
[3] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya jilid I,
(Jakarta:Lentera Abadi,2010), hlm.52-53.
[4] Bayong Tjasyono HK, Ilmu Kebumian Dan
Antariksa. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 128- 129
[5] Bayong Tjasyono, Ilmu
Kebumian..., hlm. 127.
[6] Kementerian Agama, Penciptaan
Manusia, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia), hlm. 125-126
[7] Ibid, hlm. 128
[8] http//Manfaat air hujan
untuk makhluk Allah-Arrahman.com. Hari Selasa Pukul 22.53
[9] http//ritapaiker.blogspot.com/2012/12/ayat-ayat-al-quran-tentang-air-hujan.html.
Hari Selasa pukul 22.51
1 komentar:
terima kasih infonya
cara kerja yang sangat bermanfaat sekali
jadi ilmu baru :)
Post a Comment