MATAHARI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Al-Qur’an dan IPTEK
Dosen pengampu:
Lutfiyah, M.Ag
Disusun
Oleh:
Nailul
Farih (133111076)
Najikha
(133111077)
Dewi
Husnawati (133111079)
Ahmad Lukmanul Hakim (133111081)
Ahmad
Ulinnuha (133111082)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Matahari
merupakan bintang terdekat yang memberikan energi untuk mempertahankan
kehidupan di bumi. Karena kedekatannya, bintang ini menjadi sasaran ahli-ahli
astronomi untuk menyelidiki dan mengamati secara rinci roman (features)
permukaan matahari. Sejak kajian matahari yang dimulai pada tahun 1610 yaitu
jauh sebelum adanya fisika modern, maka penyelidikan awal ini sangat dibatasi
oleh pengamatan posisi dan ukuran keistimewaan permukaan matahari (noda-noda)
matahari yang sangat jelas ketika dilihat dalam cahaya tampak.
Al-Qur’an telah
menambahkan dimensi baru terhadap studi mengenai fenomena jagad raya dan
membantu pikiran manusia melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari
alam materi. Al-Qur’an memberikan gambaran yang sempurna tentang alam materi
dan apa yang ada di balik sikap ilmiah dan rasional, menarik perhatian orang
yang berilmu pengetahuan dan juga orang awam. Al-Qur’an memulai aspek dari
aspek alam semesta yang bersifat kebendaan dan alamiah, dari kegaiban dan
keajaiban serta dari nilai-nilainya. Kemudian, ia mencoba membuktikan tentang
adanya Tuhan melalui kekuatan materi dalam alam semesta, yang merupakan pantulan
dari keMaha-Kuasaan Khalik-Nya, pencipta alam semesta yang besar ini serta
hukum-hukumnya yang berkeseimbangan dan serasi.
Firman Allah
dalam Al-Qur’an yang begitu lengkap dijadikan sebagai sumber informasi oleh
ilmuwan untuk mengetahui tentang matahari sebagai sumber kehidupan manusia.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang keterkaitan matahari dengan Al-Qur’an
serta IPTEK.
II.
PEMBAHASAN
A.
Matahari Menurut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1.
Pengertian Matahari
Matahari adalah
bintang (cahaya dan api) yang terdekat
dengan bumi, dan satu-satunya bintang yang wajahnya dapat dilihat dengan jelas.
Ia merupakan benda yang berkobar dengan api yang agung, keluar darinya hangat
dan panas. Pada siang hari memancarkan sinar dan sebagian yang lain memantul ke
permukaan bulan. Sehingga, pada malam hari bulan itu bersinar terang menghapus
kegelapan, terutama jika hal itu di malam bulan purnama.
Matahari merupakan
bola gas panas yang terdiri dari hidrogen. Ukurannya begitu besar sehingga
volumenya setara dengan kira-kira 1.300.000 buah planet seukuran bumi, 109 buah
bola bumi dapat menutupi permukaan luarnya. Suatu bom hidrogenik yang agung dari
matahari terdiri dari radium, helium, dan hydrogen. Ia adalah oven yang
mengandung api yang panasnya mencapai tingkat panasnya lempeng matahari pada
permukaan yaitu sekitar 6000 ºC dan di dalamnya suhu panasnya diperkirakan
mencapai sekitar 20 juta ºC. Hydrogen adalah materi inti dalam api ini.
Matahari
terdiri dari sekitar 67 unsur dari unsur-unsur yang membentuk bumi: hydrogen,
helium, karbon, nitrogen, sodium, fosfor, flour, magnesium, alumunium, kalsium,
kromium, menjenik, besi, sulfur, nikel, tembaga, dan timah. Kebanyakan gas-gas
matahari adalah hydrogen dan helium.[1]
Suhu di dalam inti
matahari luar biasa panas, yaitu sekitar 15 juta ºC. Disinilah berlangsung
reaksi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium. Selama proses tersebut,
sejumlah besar energi dilepaskan yang setelah selang waktu puluhan ribu tahun,
akhirnya mencapai permukaan matahari. Setibanya di sana, energi lolos ke
antariksa dalam wujud panas, cahaya, dan berbagai jenis radiasi lain. Cahaya
dan panas sangat dibutuhkan oleh bumi untuk melangsungkan kehidupan. Namun,
aneka radiasi seperti sinar ultraviolet dapat memicu bahaya besar. Atmosfer
bumi melindungi kita dari sebagian besar radiasi tersebut.
Permukaan
matahari dinamakan fotosfer. Suhunya lebih dingin dibanding bagian inti, yaitu
hanya 5.500º C. Fotosfer tidak dalam keadaan padat, tetapi merupakan sisi
terluar matahari yang dapat dilihat. Matahari berpusar pada porosnya. Di
khatulistiwanya, dibutuhkan waktu 25 hari untuk menyelesaikan satu putaran.
Sedangkan di kutubnya, dibutuhkan waktu sekitar sepuluh hari lebih lama. Kita
juga dapat mengamati bagaimana permukaan dan atmosfer matahari berubah dari
minggu ke minggu dan dari tahun ke tahun.
Matahari yaitu
bintang terdekat dengan bumi. Jarak
rata-rata dari bumi sekitar
149.680.000 kilometer. Kala rotasi Matahari adalah 25,04 hari bumi.
Gravitasinya mencapai 27,9 kali gravitasi Bumi. Matahari merupakan anggota tata
surya yang paling besar, karena 98% massa tata surya terkumpul pada matahari.
Matahari berbentuk mirip bola gas yang pijar. Namun, bentuknya tidak seratus
persen bulat. Diameter ekuatorialnya sekitar 864.000 mil, sedangkan diameter
antarkutubnya 43 mil lebih pendek. [2]
2.
Lapisan-Lapisan Matahari
Matahari
tersusun atas lapisan-lapisan yang berupa dua daerah yang berbeda. Matahari
memiliki atmosfer yang terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atmosfer sebelah
luar dan atmosfer sebelah dalam. Di bawah atmosfer terdapat lapisan fotosfer
dan lapisan inti.
Lapisan
atmosfer sebelah luar terdapat lapisan korona. Lapisan tersebut membentuk
lingkaran putih yang melingkari matahari dan menyorotkan pita cahaya yang
panjangnya jutaan kilometer. Korona tampak saat terjadi gerhana matahari total.
Pada waktu itu bagian matahari yang sangat menyilaukan mata tertutup oleh
bulan. Suhu di korona di perkirakan 2.000.000º C yang disebabkan adanya
gelombang goncangan yang kuat akibat gerakan fotosfer yang menggelora dan
memanaskan gas yang sangat tipis pada korona.
Lapisan
atmosfer sebelah dalam adalah kromosfer. Lapisan ini menjulang sejauh 12.000 km
di atas permukaan matahari. Suhu dalam kromosfer dapat berubah-ubah secara
drastis. Suhu di bagian bawah kromosfer mungkin kurang dari 5.000º C, namun
suhu itu naik pada daearah luar kromosfer, dan dapat mencapai 10.000º C atau
bahkan 100.000º C pada tingkat yang paling atas. bawah lapisan atmosfer matahari terdapat
lapisan fotosfer setebal 320 km. Fotosfer yang bercahaya putih menyilaukan mata
karena lapisan ini suhunya kira-kira 6.000º C.
Lapisan
fotosfer terdiri atas gas yang sangat kuat memancarkan cahaya sehingga cahaya
tersebut terlihat di bumi. Pada pusat
matahari terdapat inti matahari yang suhunya kira-kira 14.000.000º C.
Untuk dapat
terus bersinar, matahari menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi
fusi nuklir pada kadar 600 juta ton. Dengan adanya reaksi tersebut, Matahari
kehilangan empat juta ton massa setiap saat. Menurut penelitian para ilmuwan,
Matahari terbentuk padaa 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah
1,41 kali massa massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi
yang dikenali sebagai konstan surya, yang setara dengan 1,370 watt per meter
persegi setiap saat.
Matahari
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah
membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi
bersirkulasi, dan tumbuhan bisa berfotosintesis. Matahari merupakan sumber
energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi
sebenarnya juga berasal dari matahari.
Matahari juga
menimbulkan beberapa gangguan. Pada permukaannya terdapat gas menjulang yang
teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan
matahari ‘sun Flare’ ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti
radio, TV, da radar di Bumi, serta mampu
merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari menghasilkan gelombang radio, gelombang
ultraviolet, sinar infra merah, sinar X, dan angin matahari.
Unsur-unsur
yang terdapat dalam Matahari, yaitu:
Hidrogen 76,4% Besi 0,1%
Helium 21,8% Nitrogen 0,1%
Oksigen 0,8% Silikon 0,081%
Karbon 0,4% Magnesium 0,07%
Neon 0,2% Sulfur 0,05%
Nikel 0,01%[3]
B.
Matahari Menurut Al-Qur’an dan Kebenaran
Pembuktiannya Melalui IPTEK
Pada waktu
manusia telah menerima ajakan al-Qur’an, mereka memperhatikan langit untuk
mempelajari isinya. Tanpa mendalami hal-hal yang tidak akan sampai kepadanya,
maka sesungguhnya yang pertama-tama dilihat matanya atau dicapai lensa
teropongnya, yaitu matahari sebagai bintang yang paling hebat menurut sangkaan
manusia, karena yang dilihat, dirasa dan diketahuinya dari matahari itu, menjadikannya
benar-benar hebat, dahsyat, tetapi hanya sampai satu waktu, sampai manusia
menemui bintang-bintang yang lain.
Matahari adalah
sumber kehidupan di atas bumi, ia tidak saja sumber cahaya dan api kita, tidak
saja menjadi sumbu tata bintang beredar kita, bahkan ia asal mula tata tertib
pengadaan makanan, sehingga tanpa matahari tidak akan terjadi tumbuh-tumbuhan,
tidak akan mendapat makanan hewan, dan selanjutnya tidak akan hidup manusia.
Mataharilah menyebabkan laut dan samudera yang asin menjadi menguap, yang
akhirnya turun kembali menjadi hujan yang membawa berkah, dan airnya yang tawar
mengairi kebun dan ladang, sehingga sampai dewasa ini masih terdapat beberapa
kaum yang menyembah matahari, karena banyaknya manfaat yang didapatinya dari
matahari itu. Karena itu al-Qur’an Karim melarang menyembah matahari, bulan,
dan bintang-bintang, dan menyuruh sujud kepada Allah yang telah menciptakan
mereka itu, seperti tersebut dalam ayat:
ô`ÏBur ÏmÏG»t#uä ã@ø©9$# â$yg¨Y9$#ur ߧôJ¤±9$#ur ãyJs)ø9$#ur 4 w (#rßàfó¡n@ ħôJ¤±=Ï9 wur ÌyJs)ù=Ï9 (#rßßÚó$#ur ¬! Ï%©!$# Æßgs)n=yz bÎ) öNçFZà2 çn$Î) crßç7÷ès? ÇÌÐÈ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang
menciptakannya jika Ialah yang kamu hendak sembah” (QS Fushilat:3)
Sebagai pernyataan kadar Matahari dan perhatiannya yang besar dari
al-Qur’an kepadanya, maka sesungguhnya dalam al-Qur’an disebut matahari
berulang-ulang sampai 33 kali, dan turun sebuah surat dengan namanya, yaitu Surah
As-Syams, bahkan al-Qur’anul Karim bersumpah dengannya, yaitu:
ħ÷K¤±9$#ur $yg8ptéÏur ÇÊÈ
“Demi matahari
dan cahayanya di pagi hari...” (Q.S Asy Syams:1)
Matahari
adalah bola yang terdiri dari atas gas yang menyala-nyala dan api yang
membakar, di mana manusia tidak mengetahui masanya. Ia mempunyai diameter
sampai sekitar 864 ribu mail, sementara diameter bumi, di mana kita sekalian
hidup di dalamnya, tidak sampai delapan ribu mail. Dengan demikian, diameter
matahari sampai 109 kali kadar diameter bumi dan besarnya 1,3 juta kali besar
bumi, dan gumpalannya lebih besar dari gumpalan bumi kira-kira 330 ribu kali.
Dalam keadaan bentuk dan gumpalan yang demikian besarnya, matahari berenang
dalam langit dengan kecepatan yang amat dahsyat, yang sampai 220 kilometer
dalam sedetik, sementara sekelilingnya terdapat sejumlah satelit dan satelit-satelit
dari satelitnya, yang masing-masing dalam gerakan putarannya, tetapi terdorong
ke arah tertentu dan kepada tujuan yang terbatas, ke tempat daerah edarnya dan
ilmu tidak akan sampai kepada akhir demikian.
Pengetahuan khusus tentang matahari di masa
kita sekarang, di anggap sebagai suatu yang paling indah dan bernilai, yang
telah dicapai akal manusia, sementara al-Qur’anul Karim telah lama menegaskan
hal itu.
ߧôJ¤±9$#ur ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ
“Dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Yasin:38)
Matahari
sebagai daya pancar sinar tidak mugkin dipandang langsung, kecuali dengan
perantaraan kaca atau alat khusus. Hal itu sekalipun antara kita dengan
matahari dibatasi oleh jarak yang sangat jauh, kira-kira sekitar 93 juta mail.
Sementara tenaga yang timbul darinya dan sampai tiap-tiap jam ke bumi, menyamai
daya bakar 21 beliun ton batu bara, keadaan tersebut termasuk diantara
rahasia-rahasia yang mengherankan akal manusia.[4]
Ketika matahari
bergerak dari ufuk ke asimut kemudian ke ufuk sekali lagi, maka suhu panas naik
kemudian menurun lagi. Kenaikan rata-rata lebih cepat di darat dan penurunan
lebih cepat di air. Hal ini menjadi penyebab berbagai perubahan dalam seharian
dan yang lain setengah harian. Sehingga, menyebabkan getaran- getaran terhadap
pergerakan massa udara permukaan dan perpindahannya dari darat ke laut pada
siang hari dan kebalikannya pada malam hari dengan menjaga keseimbangannya
sepanjang waktu, angin sepoi-sepoi darat dan laut.
Dualitas-dualitas
yang muncul dari matahari sangat banyak, diantaranya: siang dan malam, musim panas dan dingin,
cahaya dan gelap, terbit dan tenggelam, angin sepoi-sepoi darat dan laut,
pasang surut, pergerakan dan ketenangan, panas dan dingin.[5]
Allah berfirman
:
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya” (QS. Al-A’raf: 54)
ߧôJ¤±9$# ãyJs)ø9$#ur 5b$t7ó¡çt¿2 ÇÎÈ
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan” (ar-Rahman: 5)
Tujuan gerakan
matahari digambarkan sebagai berikut:
ß,Ï9$sù Çy$t6ô¹M}$# @yèy_ur @ø©9$# $YZs3y }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur $ZR$t7ó¡ãm 4 y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$# ÇÒÏÈ
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan
malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-An’am: 96)
Sedangkan
susunan organisasinya, diterangkan dalam firman Allah
t¤yur ãNä3s9 }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur Èû÷üt7ͬ!#y ( t¤yur ãNä3s9 @ø©9$# u$pk¨]9$#ur ÇÌÌÈ
“Dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu matahari dan bula yang terus menerus beredar (dalam
orbitnya), dan elah menundukkan bagimu malam dan siang” (QS. Ibrahim: 33)[6]
Semua ayat
al-Qur’an tersebut menunjukkan adanya Zat Tunggal Yang Haq, bahwa matahari yang
setiap hari dijadikan sebagai sumber kehidupan, tunduk kepada hukum Allah. Tak
ada satupun dalam alam jagad raya bisa terjadi atas kemauannya sendiri atau
hanya dengan proses otomatis dari watak alamiahnya, melainkan dikendalikan dan
diatur oleh Allah, dan mengikuti kedisiplinan yang telah ditentukan oleh Maha
Pencipta dan Maha Penguasa.
Zat Yang Maha
Pencipta mengendalikan sepenuhnya segala sesuatu dalam jagad raya ini. Pandangan
ini membatalkan teori palsu dari mereka yang berpaham serba kealaman dan juga
yang berpaham serba keduniaan, bahwa seluruh fenomena alamiah yang terjadi
dalam alam semesta ini berdasarkan hukum alam yang memberikan kekuatan
pengendalian diri sendiri serta penyesuaian diri sendiri. Ha itu tidak benar,
karena tidak ada hukum alamiah itu.
III.
KESIMPULAN
Matahari adalah
bintang (cahaya dan api) yang terdekat
dengan bumi, dan tersusun dari 67 unsur pembentuk bumi. Matahari tersusun atas
lapisan-lapisan yang berupa dua daerah yang berbeda dan memiliki atmosfer yang
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan atmosfer sebelah luar dan atmosfer
sebelah dalam. Di bawah atmosfer terdapat lapisan fotosfer dan lapisan inti.
Dalam
al-Qur’an, banyak dijelaskan ayat tentang matahari yang dijadikan sebagai
sumber pengetahuan. Melalui ayat-ayat tersebut, para ilmuwan mencoba mencari
kebenarannya melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari penelitian yang
dilakukan para ilmuwan, ternyata banyak keserasian dengan apa yang telah
dijelaskan dalam al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Allam, Ahmad Khalid, dkk. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan
Kehidupan. Jakarta: Gema Insani
Kerrod,
Robbin. 1999. Astronomi. Jakarta: Erlangga
Nofal,
Abdurrazaq . 1976. Langit dan Para Penghuninya
Rahman,
Afzalur. 2000. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tjasyono,
Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[1]Dr. Ir. Ahmad Khalid Allam, dkk. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam
dan Kehidupan, ( Jakarta: Gema Insani, 2005), hal. 258
[2] Prof. DR. H. Bayong Tjasyono, Ilmu
Kebumian dan Antariksa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 78-79
[3] Robbin Kerrod, Astronomi, (Jakarta: Erlangga, 1999), hal.
112-115
[4] Ir. Abdurrazaq Nofal, Langit
dan Para Penghuninya, 1976, cet. I, hal. 172
[5] Dr. Ir. Ahmad Khalid Allam, dkk. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam
dan Kehidupan, hal. 262-263
[6] Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hal. 61
0 komentar:
Post a Comment