SEMUT
TUGAS
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Al-Qur’an dan IPTEK
Dosen pengampu: Lutfiyah, M.Ag
Disusun Oleh :
1.
Anieq
Nihlah (133111071)
2.
Nur
Hidayah (133111072)
3.
Laila
Romdhoningsih (133111073)
4.
Mukholis
Amir (133111074)
5.
Rizky
Ainur Rofiq (133111075)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Semut merupakan hewan kecil, hewan merayap yang hidup di tengah –
tengah masyarakat, dan semut merupakan hewan yang mudah diinjak oleh siapapun.
Oleh karena itu kebanyakan semut hanya berumur 40 – 60 hari saja. Meskipun
demikian semut memiliki bayak keistimewaan, seperti yang telah di cantumkan
dalam Al – Qur’an yaitu surat An – Naml yang berarti semut, di dalamnya
menyajikan kisah – kisah semut, salah satunya adalah kisah Nabi Sulaiman a.s.
dengan semut. Cara hidup semut dapat ditiru dan diterapkan dalam kehidupan
sehari – hari, misalnya sikap pantang menyerah, saling tolong menolong, rajin,
giat bekerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, di dalam makalah ini, kami akan
menguraikan beberapa hal mengenai semut.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pandangan IPTEK Mengenai Semut
Semut merupakan kelompok serangga yang berasal dari keluarga Formisidae
dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan
tawon. Semut memiliki 12.000 spesies, sebagian besar semut hidup di kawasan
tropika, Semut dikenal sebagai hewan/ serangga sosial dengan koloni dan sarang
– sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut / koloni. Anggota koloni
yaitu :
1.
Semut
pekerja
2.
Semut
pejantan
3.
Ratu
semut
Satu koloni, dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung
kehidupan mereka, Koloni semut kadangkala disebut dengan Superorganisme yang
membentuk sebuah satu kesatuan. Semut merupakan hewan terkuat di dunia, semut
jantan mampu menopang dengan 50 kali dari berat badannya sendiri, sedangkan
gajah hanya mampu menopang 2 kali dari berat badannya. Ini membuktikan bahwa
semut lebih kuat dibanding dengan hewan yang badannya lebih besar daripada semut.
Semut memiliki frekuensi
suara yang bervariasi, mereka mampu meredam suara yang berbeda terhadap semut
lainnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa semut dapat mengalahkan manusia
dalam indra pendengaran, hal tersebut dikarenakan semut menggunakan antenna
untuk transmisi dan menerima frekuensi suara, dan semut menggunakan sinyal
suara yang besar, seperti perangkat penerima suara modern saat ini, namun dapat
langsung hilang dan berubah oleh berbagai efek apapun dalam proses penyaringan
atau pemurnian suara.
B.
Hubungan Semut dengan Al – Qur’an
Di
dalam kitab suci Al – Qur’an terdapat kisah antara semut dengan Nabi Sulaiman
a.s. Di dalam al – qur’an menyatakan bahwa semut dapat berbicara, seperti
firman-Nya (Q.S. An-Naml : 18) yaitu :
#Ó¨Lym !#sÎ) (#öqs?r& 4n?tã Ï#ur È@ôJ¨Y9$# ôMs9$s% ×'s#ôJtR $ygr'¯»t ã@ôJ¨Y9$# (#qè=äz÷$# öNà6uZÅ3»|¡tB w öNä3¨ZyJÏÜøts ß`»yJøn=ß ¼çnßqãZã_ur óOèdur w tbrããèô±o ÇÊÑÈ
Artinya
; Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".
Ayat
ini menggugah akal untuk memperhatikan struktur dan pengaturan kepemimpinan
yang rapi dan baik. Semut menyeru dan mengumpulkan kawan – kawannya untuk
menunjukkan bagaimana ia memimpin dan mengatur segala urusannya. Mereka telah
melakukan seperti apa yang dilakukan oleh para raja yang mengatur dan memimpin
sebagaimana pemerintah memimpin para rakyatnya.[1]
Fakta
bahwa semut dapat berbicara telah dinyatakan kurang lebih sekitar 1400 tahun
lalu, dan secara mengagumkan, penemuan – penemuan ini sangat sesuai dengan
penemuan – penemuan ilmiah saat ini. Pada 6 Febuari 2009 telah terbit Science
Magazine yang menuliskan sebuah hasil penelitian ilmiah mengenai semut, di
dalamnya menyatakan bahwa semut dapat bersuara.
Kemajuan
teknologi audio telah memungkin para ilmuan menemukan bahwa semut sering
berbicara kepada sesame kaumnya dalam sarang mereka. Sebagian besar, semut memuliki
semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang dapat
mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Para
peneliti, menyatakan bahwa ratu semut dapat mengeluarkan instruksi kepada para
pekerja. Para penelitipun heran, yang berhasil membuat rekaman pertama dari
semut ratu “berbicara”, juga menemukan bahwa serangga lain pun meniru hal yang
sama persis yaitu kupu – kupu besar Rebel, hewan yang memiliki hubungan parasit
dengan semut dan sekarang ditemukan telah belajar untuk meniru suara dengan
menggunakan sinyal kimia.
Larva
kupu – kupu dibawa oleh semut ke sarang dimana mereka diberi makan oleh para
pekerja. Ketika koloni terganggu, semut akan menyelamatkan larva, bahkan jika
mereka kekurangan makanan, semut akan mengorbankan dirinya untuk menjadi
santapan. Hasil penelitian beberapa dekade lalu telah menunjukkan bahwa semut
mampu membuat panggilan menggunakan alarm berbunyi.
Jeremy
Thomas, mengatakan bahwa kemajuan teknologi telah memungkinkan penemuan baru,
hal itu karena komunikasi semut bisa direkam secara subjektif. Dengan
menempatkan speaker mini ke sarang semut
tersebut dan memutar ulang suara yang dibuat oleh ratu, para peneliti mampu
menarik perhatian semut dan membuat mereka bersiap siaga, mereka bergerak dan
berdiri sambil mengeluarkan antenna mereka ke depan dan rahang (capit) mereka
terbuka selama berjam – jam. Siapa saja makhluk asing yang berada di dekatnya,
maka mereka akan menyerangnya. Setiap koloni semut memiliki suara yang berbeda
dan dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pula.
Penemuan
ini mungkin bukanlah hal yang aneh di era kemajuan teknologi seperti sekarang
ini, namun akan menjadi luar biasa dimana ketika penemuan ini telah disinggung
sekitar 1400 tahun yang lalu, dimana teknologi amatlah terbatas. Tidaklah
mungkin hal itu terjadi kecuali dengan kebesaran Allah SWT dan keotentikan Al –
Qur’an.
C.
Kemukjizatan Semut
Terkait hal ini, Allah SWT berfirman :
uųãmur z`»yJøn=Ý¡Ï9 ¼çnßqãZã_ z`ÏB Çd`Éfø9$# ħRM}$#ur Îö©Ü9$#ur ôMßgsù tbqããyqã ÇÊÐÈ #Ó¨Lym !#sÎ) (#öqs?r& 4n?tã Ï#ur È@ôJ¨Y9$# ôMs9$s% ×'s#ôJtR $ygr'¯»t ã@ôJ¨Y9$# (#qè=äz÷$# öNà6uZÅ3»|¡tB w öNä3¨ZyJÏÜøts ß`»yJøn=ß ¼çnßqãZã_ur óOèdur w tbrããèô±o ÇÊÑÈ zO¡¡t6tGsù %Z3Ïm$|Ê `ÏiB $ygÏ9öqs% tA$s%ur Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm8|Êös? ÓÍ_ù=Åz÷r&ur y7ÏGpHôqtÎ/ Îû x8Ï$t7Ïã úüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÒÈ
Artinya
: “ Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan
burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".
Maka Dia tersenyum dengan tertawa
karena (mendengar) perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS. An-Naml : 17 – 19).
Disebut sarang
semut, karena sebagian besar yang ada pada lembah tersebut adalah semut.
Seperti ungkapan orang Arab, “Lembah si Fulan” berarti bahwa sebagian besar
orang yang ada di lembah tersebut anak keturunan fulan. Ditambahnya ‘ala
(di) bisa jadi karena kedatangan Nabi Sulaiman dan pasukannya dari atas atau
melintasi lembah tersebut. Ada yang mengatakan lembah tersebut berada di Syam
karena lembahnya yang banyak ditemui semut.
Sementara menurut
Ka’ab, lembah tersebut ada di Thaif. Ada juga yang mengatakan berada di Yaman.
Tapi semua itu tidak terlalu penting karena yang menjadi fokus perhatian adalah
kata, bukan tempat. Disebut namlah karena semut itu terkenal bersih,
terkenal juga sifatnya yang banyak bergerak dan jarang diam.
Kata Naml diacu
pada binatang yang berkembang menjadi jenis serangga. Jenisnya mencapai 9.000.
Ukuran semut beragam, ada semut kecil yang hampir tidak bisa kelihatan dengan
mata telanjang. Ada juga yang berukuran besar. Disamping itu, warna dan
bentuknya pun beragam seperti perbedaan dalam ukuran kerajaan semut sendiri
terdiri dari ;
1.
Ratu
semut, yaitu semut betina yang subur (tidak mandul). Fungsinya mengeluarkan
telur dan mengatur ketentuan kerajaan.
2.
Pekerja,
yaitu semut – semut betina yang mandul. Tugasnya melakukan semua pekerjaan di
kerajaan semut dengan membagi – bagikan makanan sesuai ketentuan.
3.
Pasukan,
yaitu semut – semut jantan yang menjadi pasukan kerajaan
4.
Pejantan,
yaitu semut jantan yang subur (tidak mandul). Satu – satunya fungsi semut ini
adalah untuk mengawini ratu semut.
Frasa Nà6uZÅ3»|¡tB berarti
“desamu”,“kotamu”, “kehidupanmu”, “kekuasaanmu”, atau “kerajaanmu”. Klausa Nä3¨ZyJÏÜøtsw berarti
“ dia tidak memecahkanmu”, “tidak menghancurkanmu”, atau “tidak membunuhmu”
Kata Hathm berarti “memecahkan sesuatu yang keras”. Hathmah
juga merupakan nama api neraka, karena ia menghancurkan apa yang menyentuhnya. Hitham
juga berarti “benda kering yang pecah”. Semut penjaga melarang kawanan semut
yang lain untuk keluar atau berhenti di depan Nabi Sulaiman a.s. dan
pasukannya.
Klausa wa hum la yasy’urun berarti ”mereka tidak mengerti
dengan tempat kalian”. Dengan kata lain, seandainya mereka tahu, niscaya mereka
tidak melakukannya. Ia berkata kepadamu atas dasar ketidakmampuan. Nabi
Sulaiman dan pasukannya dideskripsikan dengan sifat adil. Ini tanda ajaran
agama, keadilan, kasih sayang, dan sifatnya yang benar.
Sisi ilmiah kata – kata pada ayat
Qalat namalah menjadi bentuk negosasi diantara semut. Apakah semut
tersebut jantan atau betina? Dia dikenal dengan nama apa? Diriwayatkan bahwa
Qatadah menuju Kufah. Lalu, ia menemui sekelompok orang dan berkata,
“Bertanyalah tentang sesuatu”. Pada saat itu, Abu Hanifah ada dan masih muda.
Dia diminta bertanya, “Tanyakan kepadanya tentang semut Nabi Sulaiman. “Apakah
jantan atau betina? Qatadah tidak mampu menjawbnya. Lalu Abu Hanifah, berkata “
Semut itu Betina”. Ada yang bertanya lagi, “Alasan kamu apa?” Ia menjawab, ” Karena
Al- Qur’an menyebutkan qalat namlah.” Seandainya jantan, niscaya redaksinya
qala namlah, karena kata namah bisa berarti mudzakar ( jantan ) dan muannast (
betina). Oleh karena itu, ia diberikan tanda perbedaan. Orang arab menyebut
hamamah dzakar (semut jantan )dan hamamah untsa (semut betina). Ada yang
mengatakan bahwa namanya thakhiah atau harmina. Sampai kini tidak mengerti
mengapa semut diberi nama, padahal diantara mereka tidak ada yang saling memberi
nama. Begitu juga manusia tidak mungkin memberikan nama pada salah satu semut
itu. Karena manusia tidak bisa membedakan satu dengan yang lainnya. Jika ia
betina apakah itu yang menjadi ratu semut ataukah semut pekerja.[2]
Berbagai pertanyaan terus muncul seputar itu dan tiada akhir. Oleh
karena itu, lebih baik kita tidak fokus ke sana. Adapun yang dimaksud dengan
kata namlah pada ayat tersebut adalah ratu semut.
Pendapat tersebut didasarkan pada alasan berikut ini :
1.
Huruf
“ta“ pada kata qalat menjadi penanda feminin (muannats) yang berarti
satu ekor, yang bisa jadi ratu semut atau semut pekerja. Bisa juga itu berarti
perintah ratu yang diucapkan oleh semut pekerja yang ditujukan kepada semua
semut sebelum habisnya waktu. Indikasi feminine ini lebih dominan ditujukan
kepada ratu semut disbanding semut pekerja, karena ratu semut adalah semut yang
subur, sementara semut pekerja adalah semut mandul.
2.
Ratu
semut adalah induk dari semua semut. Tidak heran jika status keibuannya
disegani oleh anaknya dibanding dengan semut yang lain. Itu sangat jelas dari
redaksi ayat.
3.
Semut
ratu adalah semut memerintah dan melarang (penentu kebijakan) dalam status
kerajaan semut. Kekuasaan ini tidak dimiliki oleh semut lain. Dengan kata lain
ia memiliki kemuliaan, posisi manajerial, dan disegani.
4.
Konteks
dalam redaksi An – Naml adalah kondisi kerajaan. Karena itu, konteksnya
tentang kerajaan yang diwakili Nabi Sulaiman a.s. juga tentang kerajaan Ratu
Saba yang diwakili oleh Ratu Saba. Lalu bagaimana mungkin ihwal kerajaan
semut tidak berasal dari rattu semut.
Dengan begitu, pembicaraan tersebut memang berada pada posisi tertinggi terkait
struktur kerajaan.
5.
Muncul
pertanyaan mengapa ratu semut selalu di dalam sarang ? Lalu bagaimana ia bisa
mengetaui kalau Nabi Sulaiman dan pasukannya tiba di lembah. Apakah ratu semut
melihatnya? Padahal seperti yang diketahui, penglihatan semut secara umum
lemah, bahkan banyak diantaranya yang tidak bisa melihat. Namun ia bisa merasa
melalui berbagai perangkat perasa yang dibekali oleh Allah SWT. Perangkat yang
paling penting adalah tanduk perasa (antenna). Dengan tanduk tersebut, semut
bisa menemukan berbagai lubang dan bangkai. Di samping itu, semut bisa
merasakan adanya udara, kehangatan, kelembaban, udara kencang dan suara
gemuruh. Bisa jadi tanduk inilah yang dipergunakan oleh ratu semut, sehingga ia
merasakan Nabi Sulaiman dan pasukannya sebelum kedatangan mereka yang mengeluarkan
suara gemuruh. Lalu, ia memberikan perintah kepada rakyatnya, semua itu seperti
biasa ia mandatkan kepada pembantunya.
6.
Dalam
hadis disebukan bahwa suatu kaum mengalami kekeringan yang sangat parah. Lalu
mereka meminta kepada Nabi mereka untuk keluar melakukan shalat istisqa.
Lalu Nabi keluar bersama kaumnya, “ kalian
tidak perlu berdoa kepada Allah agar mereka diberi hujan. Lalu Nabi berkata
kepada kaumnya, “Kalian tidak perlu berdoa, pulanglah, doa kalian telah
dikabulkan berkat doa semut ini ” Berdasarkan cerita ini, ada yang bertanya
“Apakah yang berdoa ini ratu semut atau semut biasa?” dan jawabannya adalah
semut biasa. Ia memiliki tugas untuk rajin, giat berusaha dan mengumpulkan
makanan. Ini adalah tugasnya. Ketika ia telah mengerahkan segala kemampuannya
tanpa ada hasil, tidak mungkin ia akan kembali ke sarangnya dengan tanpa hasil.
Karena itulah ia memohon kepada Allah agar ia diberikan rejeki untuk
menyempurnakan tugasnya. Raja semut adalah yang terakhir merasakan lapar dan
haus dibandingkan dengan masyarakatnya.
7.
Dalam
ayat tersebut, kata Namlah disebut secara nakirah (indefinitif).
Tujuannya untuk mengambil pelajaran berupa pengagungan. Pada saat yang sama,
nakirah bertujuan untuk membaurkan seseorang atau seekor dalam suatu komunitas
yang melakukan kegiatan dengan sempurna. Oleh karena itu, masing–masing menjadi
rahasia bagi komunitasnya. Ini merupakan karakteristik semut yang tidak
diketahui oleh mereka yang menolak kebenaran atau matrealis.
Masyarakat
semut adalah masyarakat yang saling tolong menolong. Semut yang paling kaya
dalam masyarakatnya merupakan semut yang mengorbankan dirinya untuk
masyarakatnya. Terkait “ Udkhulu masakinakum” masuklah ke sarang –
sarang kalian, dan Allah tidak mengatakan “Udkhulna” karena ketika Allah
menciptakannya berbicara, maka posisi semut pada saat itu sama dengan orang –
orang yang berakal ketika diajak bicara. Karena ucapan hanya untuk orang yang
berakal,. Panggilan tersebut menyentuh hati nurani mereka yaitu “masuklah”.
Lihatlah bagaimana semut digambarkan memilki akal, pemahaman, kemampuan
memanggil saudaranya, memerintahkan mereka untuk berlari dari keburukan, dan
perintah masuk sarang untuk mencari perlindungan agar tidak terinjak oleh Nabi
Sulaiman dan pasukannya tanpa dirasakan oleh mereka.
Semua itu mengandung peringatan untuk
membangunkan akal tentang apa yang dianugerahkan kepada semut dari segi
ketelitian, keteraturan, dan politik.Di samping itu, ia juga memberikan
gambaran keindahan arsitektur sarang dan lubangnya. Sarang semut terletak di
dalam tanah, di dalam sarang nya terdpat lubang – lubang, lorong – lorong dan kamar
yang memiliki tingkatan kelas. Mengenai semut ini, dapat dijelaskan secara
rinci seperti berikut. Panggilan ratu semut kepada semut yang berada di bawah
perintahnya dan proses pengumpulan mereka menunjukkan retorika politik dan
hokum dalam menjalankan tugasnya.
Kata masakin (sarang) berbentuk
jamak (plural). Itu menunjukkan bahwa semut tidak terbatas hanya mengurus satu
sarang, akan tetapi, ada jenis sarang lain yang ada di tempat lain di sekitar
lingkungan tersebut. Ada sarang yang dibangun di tanah dan ada yang ada di atas
pohon, seperti manusaia membangun rumah di atas gunung.
Ketika penduduk mesir kuno membuat ruang
dibawah tanah, gua – gua, lubang – lubang, dan bangunan – bangunan diatasnya
seperti piramida. Kita tidak tahu siapa yang mengajarkan mereka, namun dengan
keyakinan yang kuat bahwa semut diberikan petunjuk oleh Allah tanpa proses
belajar dan latihan. Semut lebih dulu jutaan tahun lamanya menciptakan sarang
di bawah tanah dan diatas pohon sebelum manusia.
Pengungkapan sarang menggunakan kata
maskan, menunjukkan ketentraman, ketenangan, kamanan, kebahagiaan, dan
kekeluargaan. Semua itu terjadi setelah usaha yang panjang. Semua itu tidak
akan terjadi tanpa adanya kemampuan sarang penampung semua kebutuhan hidup
penghuninya yang disertai dengan aturan yang kuat dan fitrah yang benar. “Udkhulumasakinakum”
masuklah ke sarang – sarang kalian merupakan tanda pentingnya bagi siapa saja
yang berda di jalanan untuk menyingkir dan yang ditemukan di jalan harus
disingkirkan.
Kondisi ini sama dengan orang yang sedang
berjalan di tengah jalan raya pada malam hari. Terkadang pakaiannya gelap,
sehingga tidak terlihat oleh orang lain yang bisa menyusahkan bagi pengendara
motor nuk melihatnya. Ia berda pada posisi yang berbahaya. Dalam kondisi yang
seperti ini ia harus menyingkir dari jalan untuk menghndari kecelakaan. Klausa
“La yahtimannakum” jangan sampai kalian diinjak, mendorong kita berpikir
apa yang dimaksud dengan tahthim (menginjak), apakah menginjak jiwa, badan atau
keduanya? Lalu, mengapa kata tersebut menggunakan kata tahthim ? Al- Fakhr Al-
Razi berkomentar, ” Ratu semut memerintahkan masyarakatnya untuk masuk karena
takut kaumnya melakukan maksiat.
Karena jika
mereka melihat keagungan Nabi Sulaiman, bisa jadi kaumnya kafir kepada nikmat
Allah SWT. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah, “agar kalian tidak diinjak
oleh Sulaiman “. Oleh karena itu mereka diperintahkan masuk agar mereka tidak melihat nikmat Nabi
Sulaiman dan tidak kafir kepada nikmat Allah SWT. Ini merupakan pelajaran bahwa
terlalu mengejar kemewahan dunia tidak bagus.”
Al –
Qurthubi berkata dalam berkata dalam kitab tafsirnya, “ tidak ada istilah
menginjak atau merusak hati, takut ia berkeinginan untuk mengumpulkan apa yang
diberikan atau takut terkena fitnah dunia, karena mereka sibuk melihat
kekuasaan Nabi Sulaiman dan lupa berdzikir juga bertasbih kepada Allah.” Tidak
mengherankan ketika Al- Fakr Al – Razi dan Al – Qurthubi berkomentar seperti
itu.
Ketika
mereka merenungkan apa yang dikatakan oleh semut, niscaya kita kan mengerti
kehebatan makhluk yang memiliki pemahaman akal dan kehebatan bahasa itu.
Melihat sistem kehidupan bermasyarakat yang ideal, sangat mungkin apa yang
dikatakan oleh semut bertujuan untuk menginjak
atau merusak kesehatan jiwa dan hati secara besar – besaran.
Dari
segi ilmiah, kata ini sendiri memiliki makna ilmiah yang dalam. Ini tidak
terjadi pada kata lain. Kita mengerti bahwa rangkaian tulang manusia berada di
dalam tubuh manusia. Jika satu atau lebih tulang yang patah, tidak sampai
merusak tubuh secara keseluruhan, bahkan kerusakan itu bisa diobati. Kondisi
ini sangat jauh berbeda dengan kondisi semut. Rangka semut menyelimuti semut
dari luar badannya. Badannya dilindungi oleh kulit.
Fungsi
rangka ini adalah menjaga anggota tubuh dan susunan dalam dari goncangan
mekanis, sebagaimana bersambungnya otot yang bertumpu padanya, mempengaruhi
perkembangannya, dan menggerakkannya dengan gerakan tertentu. Rangka ini tidak
hanya menutupi badan serangga dari luar dan melindungi semata, tetapi ia juga
mengkondisikan hentakan yang terjadi secara alami dari kulit, seperti fungsi
rongga mulut, bagian depan dan belakang sistem pencernaan, kantong udara, juga
berbagai kelenjar yang terbuka di ujung kulit. Dinding badan serangga terartur
dan terbatas. Ia tidak bisa melebar kecuali dalam waktu tertentu dan masa yang
singkat mengikuti proses berganti kulit (moulting). Kulit ini berbeda – beda
dari segi kekerasan dan ketebalannya. Ada kulit yang sangat tipis, yang
memberikan kemudahan dalam bergerak.
Kulit
ini berda dalam persendian badan, terkadang pada bagian tertentu kulit sangat
tebal dan di bagian lain sangat tipis. Kekhususan dari segi kimia, semut tidak
tenggelam pada air atau alkohol atau tempat lain. Ia juga tidak tenggelam pada
zat asam yang dibuat. Pembahasan ini menjelaskan kepada kita bahwa rangka ini
terancam bahaya seperti ketika terkena hentakan di bawah kaki. Bisa jadi
serangga itu hancur dan rusak akibat hentakan tersebut. Ketika salah satu
bagian semut terpecah, maka rusaklah semua badan dan keluarlah isinya lalu
kering dan mati.
Pecah
yang dimaksud disini tidak biasa, tetapi pecah yang berakibat pada kehancuran serangga
secara keseluruhan dan kematiannya. Oleh karena itu, kata ini dengan sendirinya
menjelaskan makna ilmiahnya secara mendalam tentang susunan badan serangga,
yaitu semut.
Selain
itu, semut juga memiliki sistem pertahanan yang sangat unik. Apabila ada burung
yang mendekati sarangnya, sebagian semut yakni yang bertugas membangun koloni,
mengarahkan perut mereka ke atas di lubang sarang dan menyemprotkan asam ke
arah burung. Di dalam sarang semut, ada tempat-tempat khusus dengan
“pintu-pintunya” yang dapat ditutup bila ada bahaya yang mengancam. Penutupnya
adalah kepala semut-semut itu sendiri. Kepala itulah yang mendeteksi siapa yang
akan masuk. Ada irama khusus yang mereka ketahui diantara sesama mereka yang
bila irama itu mereka tidak dengar, maka semut tersebut menyerang si pendatang.[3]
Apakah
semut yang disebut pada ayat diatas termasuk pasukan Nabi Sulaiman a.s.? Lalu
bagamana ia bisa mengenal bahwa yang datang adalah Nabi Sulaiman dan
pasukannya. Perkiraan sebagian besar orang adalah semut tersebut bukan pasukan
Nabi Sulaiman a.s.
D.
Hikmah yang dapat di ambil dari semut
Terdapat hal –
hal yang perlu dicontoh dari semut yaitu :
1.
Semangat
semut yang tidak pernah putus asa
Apabila
kita mencoba untuk menghalangi jalannya semut, misalnya kita menutupi jalan
semut dengan tangan, semut tersebut tidak akan putus asa untuk mencari jalan
lain atau celah jalan. Maka dari itu sifat semut yang pantang menyerah harus
kita contoh apabila kita menemukan sebuah hambatan.
2.
Semut
yang rajin
Semut
selalu aktif, mereka kesana kemari untuk mencari makanan ( bekerja ), bekerja
merupakan hal yang sangat penting dalam hidup semut, semut tidak pernah merasa
bosan dengan apa yang dilakukan setiap hari. Sebab, semut mempunyai arah dan
tujuan dalam hidup. Untuk itu, kita sebagai manusia harus mencontoh sifat yang
dimiliki oleh semut, tidak bermalas – malasan untuk bekerja, serta harus
mempunyai tujuan dan arah hidup yang kita ingin capai.
3.
Semut
itu kuat
Semut
mampu mengangkat beban yang jauh lebih besar dari tubuhnya, semut tidak pernah
mengeluh, apalagi menyerah, untuk itu kita harus kuat dalam menghadapi semua
cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
4.
Jiwa
sosial yang tinggi
Semut
memiliki jiwa social yang tinggi, ketika makanan yang mereka angkut terlalu
berat, mereka akan saling tolong menolong dan mengangkatnya bersama – sama.
Untuk itu, kita tidak boleh bersikap egois terhadap sesama.
5.
Paling
cepat melihat peluang
Semut
cepat datang apabila mereka mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan,
semut tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, karena semut tahu bahwa
kesempatan hanya datang satu kali.
6.
Dapat
mengatur waktu
Semut
mempunyai sistem pencernaan yang baik, mereka menyadari adakalanya mereka harus
bekerja keras dan ada waktunya untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja
datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. Karena
mereka sadar, ketika musim dingin tiba, mereka akan beristirahat di dalam
sarangnya yang hangat dengan makanan yang cukup.
7.
Rasa
kekeluargaan
Semut
memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, setiap mereka bertemu mereka selalu
berjabat tangan.
Dengan
mengetahui sifat – sifat semut tersebut, diharapkan kita mampu mengambil ibrah
dan dapat mengembangkannya menjadi kebiasaan yang positif untuk hidup yang
lebih baik.
III.
SIMPULAN
Semut
merupakan kelompok serangga yang berasal dari keluarga Formisidae dan
semut termasuk dalam ordo Himenoptera. Semut memiliki 12.000 spesies,
sebagian besar semut hidup di kawasan tropika. Satu koloni, dapat menguasai
daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka, koloni semut kadangkala
disebut dengan Superorganisme. Semut telah disebutkan di dalam Al – Qur’an
yaitu surat An- Naml yang berarti semut, di dalam (Q.S. An-Naml: 18)
menjelaskan bahwa semut dapat berbicara. Fakta tersebut telah dinyatakan kurang
lebih sekitar 1400 tahun lalu, dan secara mengagumkan, penemuan – penemuan ini
sangat sesuai dengan penemuan – penemuan ilmiah saat ini. Ayat ini juga
menggugah akal untuk memperhatikan struktur dan pengaturan kepemimpinan yang
rapi dan baik.
Terkait dengan kemukjizatan semut, terdapat dalam (Q.S. An-Naml :
17- 19) menyatakan bahwa yang memimpin sekelompok semut adalah ratu semut, ratu
tersebut memerintahkan kepada rakyatnya untuk masuk ke sarangnya apabila
pasukan Nabi Sulaiaman a.s. telah tiba.
Adapun beberapa hikmah yang dapat kita pelajari semut yaitu :
1.
Memiliki
rasa sosialisasi yang tinggi
2.
Semut
itu kuat
3.
Memiliki
rasa kekeluargaan yang tinggi
4.
Dapat
mengatur waktu
5.
Paling
cepat melihat peluang
6.
Rajin
7.
Tidak
pantang putus asa
IV.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun
penulis. Kami telah membuat tugas ini dengan segala keterbatasan kami, kami
menyadari bahwa makalah kami masih harus diperbaiki lagi kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan maupun dalam teknis. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Almargi, Ahmad Mustofa.1993.Tafsir Al – Maragi.Semarang: Thoha
Putra
Thalbah, Hisyam.2010.ENSIKLOPEDIA Mukjizat Al – Qur’an dan
Hadis.Semarang: Sapta Sentosa
Shihab, M Quraisy.2004.Dia Di Mana-Mana, Jakarta: Lentera
Hati
1 komentar:
i need help please this for my school project thankyou so much
http://semutsss.over-blog.com/
.
Post a Comment