Thursday, August 31, 2017

MAKALAH HUJAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

HUJAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

MAKALAH 

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir
Yang Diampu Oleh: Bapak Agus Sholeh



Disusun Oleh,
Aini Rahmawati          (133111002)
Baihaqi                        (133111013)
Siti Nurul Khoiriyah   (133111020)
Lisa Dwi Nurul Aini   (133111035)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG

2014

HUJAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
I.     PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang tak berbilang sehingga kita dapat selalu dapat mengambil pelajaran dari semua ciptaan-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad SAW yang telah menerima mu’jizat terbesar di jagat raya yang selalu dapat dipakai sebagai rujukan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tak akan lekang dimakan zaman, yaitu pelita jiwa, al-Quran al-Karim.
Subhanallah, maha suci Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta kedahsyatan isinya. Dia yang memiliki ayat-ayat (bukti-bukti kekuasaan) yang memadati bumi dan langit, akan tetapi kebanyakan manusia melalaikannya. Dan salah satu keajaiban ciptaan Allah yang terdapat padanya adalah bahwa ayat-ayat atau bukti itu tidak pernah sirna atau kedaluarsa. Meskipun kita sedang berada di jalan datar, mendaki gunung, menyelam ke dasar laut, terbang ke luar angkasa, atau memasuki perut bumi, maka di mana saja kita akan berjumpa dengan ayat-ayat Allah.
Ayat-ayat al-Quran tak hanya berbicara tentang masalah akidah, syariat, dan tauhid, tetapi juga berbicara tentang langit, bumi, bintang, beserta anggota alam semesta yang lain, tak terkecuali hujan. Terbukti kebenarannya berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna untuk memperhatikan, mempelajari, serta mengambil pelajaran darinya agar dapat menambah keyakinan akan kebenaran dan kebesaran serta kekuasaan Allah. Disamping itu juga agar dapat dimanfaatkan oleh manusia sendiri untuk menata hidup dan kehidupan sehari-harinya.
Di sini, kami sebagai pemakalah, mencoba untuk membuat dan menyampaikian makalah tentang “Hujan Dalam Perspektif al-Quran”, yang kami berharap agar dapat menambah keyakinan kita kepada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Semoga dapat bermanfaat bagi semua. Amiin ya robba al-alamin.
II.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Saja Ayat-ayat al-Qur’an yang Menerangkan Tentang Air Hujan ?
2.      Bagaimana Proses Terjadinya Hujan?
3.      Bagaimana Manfaat Air Hujan ?

III.     PEMBAHASAN
      1.       Ayat al-Qur’an Tentang Air Hujan
A.    QS. al-Waqia’ah 68-70
ÞOçF÷ƒuätsùr& uä!$yJø9$# Ï%©!$# tbqç/uŽô³n@ ÇÏÑÈ   öNçFRr&uä çnqßJçFø9tRr& z`ÏB Èb÷ßJø9$# ÷Pr& ß`øtwU tbqä9Í\ßJø9$# ÇÏÒÈ   öqs9 âä!$t±nS çm»uZù=yèy_ %[`%y`é& Ÿwöqn=sù šcrãä3ô±n@ ÇÐÉÈ  
(68) pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? (69) Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah kami yang menurunkan ? (70) Sekiranya kami menghendaki, niscaya kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum? apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya.
            Air hujan manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meterpun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumputpun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang.
            Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternakpun tidak ada. Tidak akan ada ayam, kerbau, sapi dan tidak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tidak ada yang dimakan dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? dan apakah yang akan diminum?
            Jika air dijadikan tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidk dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air?[1]
            Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? padahal Dia-lah yang menurunkan hujan  yang demikan banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya:
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur ֍yfx© ÏmŠÏù šcqßJŠÅ¡è@ ÇÊÉÈ àMÎ6/Zム/ä3s9 ÏmÎ/ tíö¨9$# šcqçG÷ƒ¨9$#ur Ÿ@ϨZ9$#ur |=»uZôãF{$#ur `ÏBur Èe@à2 ÏNºtyJ¨V9$# 3 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ ZptƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcr㍤6xÿtGtƒ ÇÊÊÈ  

(10) Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (11) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (an-Nahl:10-11).
           Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyebutkan nikmat yang diperoleh manusia dari langit secara langsung atau tidak langsung . Nikmat Allah yang mereka peroleh secara langsung adalah air hujan yang dapat dijadikan air minum dan keperluan lainnya dalam kehidupan mereka sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian, dan lain sebagainya. Turunnya air hujan juga membuat udara yang panas menjadi sejuk dan menyegarkan badan. Sedang nikmat Allah yang diperoleh secara tidak langsung dari air hujan adalah air itu dapat mengairi sawah dan menghidupkan segala macam tumbuh-tumbuhan. Segala tumbuhan itu sabgat bermanfaat bagi manusia dan makhluk lain, seperti manusia dapat menggembalakan binatang ternak mereka di padang rumput.[2]
B.     QS. Al-furqon ayat 53
* uqèdur Ï%©!$# ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# #x»yd Ò>õtã ÔN#tèù #x»ydur ìxù=ÏB Ól%y`é& Ÿ@yèy_ur $yJåks]÷t/ %Y{yöt/ #\ôfÏmur #Yqàføt¤C ÇÎÌÈ  
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Dari ayat tersebut Tuhanlah, yang menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan tumbuhnya tanam-tanaman dan buah-buahan yang bermacam-macam cita rasanya, ada yang masam, ada yang manis, bermacam ragam ragam dan jenis dan manfaatnya. ada yang layak untuk manusia, dan ada yang baik untuk binatang yang kesemuanya itu menunjukan atas besarnya karunia dan banyaknya nikmat yang dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya. Sejalan dengan firman Allah:
tAtRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 (  ÇËËÈ  
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. (Al-Baqarah: 22)
                           Ayat ini mnerangkan bahwa Allah yang menciptakan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, menurunkan air hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menjadikan tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Semua diciptakan Allah untuk manusia, agar manusia memperhatikan proses penciptaan itu, mempelajari dan mengolahnya sehingga bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan sesuai dengan yang telah diturunkan Allah. Dengan  jelas Allah menerangkan alam ayat ini terutama pada bagian yang mengungkapkan “ dan dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit lalu dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan”.
                          Dengan terang Allah menyebutkan bumi, langit dan benda-benda langit, seperti matahari dan bintang-bintang adalah ciptaan Allah yang merupakan satu kesatuan dan semuanya diatur dengan satu kesatuan sistem yang dalam ilmu pengetahuan modern disebut ekosistem. Selama belum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang memperturutkan hawa nafsunya, semua berjlan dengan tertib dan teratur.[3]
      2.       Proses Terjadinya Hujan
Air adalah bahan yang ditemui dibumi dalam tiga fasa (wujud) yaitu padat (es), cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat air berada dalam satu atmosfer sebagai salju, dan sebagai kristal es atau batu es (hail stone) di dalam awan. Es tampak pada bumi dalam bentuk ladang salju, air beku dalam tanah atau sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga tampak sebagai gunung es (icebergs) di samudera dan sebagai air beku di danau. Es berinteraksi dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk glasier, ia dapat merubah bentuk daratan. Es muncul dari atmosfer melalui deposisi, dari hidrosfer melalui pembekuan dan kembali lagi ke atmosfer melalui penguapan dan sublimasi.
Perubahan fasa dari air menjadi uap air disebut penguapan yang memerlukan sejumlah energi atau panas yang disebut panas penguapan. Panas ini tersimpan dalam uap air yang berbentuk laten kondensasi. Jika uap air mengkondensasi, maka panas laten kondensasi diberikan oleh air sehingga molekul-molekulnya terikat lebih rapat dalam bentuk cair. Penguapan mengambil panas dari lingkungan dan kondensasi memberikan panas pada lingkungan.
Perubahan fasa dari uap air ke es disebut deposisi, kebalikannya dari es menjadi uap air disebut sublimasi. Energi yang diperlukan untuk mengubah es menjadi uap agak (sedikit) lebih besar daripada mengubah air menjadi uap. Jika uap menjadi es, seperti pembentukan embun beku (frost), maka panas laten sublimasi diberikan kepada lingkungan sehingga udara menjadi panas.
Peleburan dari es menjadi air membutuhkan sejumlah energi yang disebut panas peleburan. Sedangkan dalam fasa cair panas ini tersimpan sebagai panas laten peleburan. Panas ini akan dilepaskan jika air membeku. Jadi peleburan es seperti penguapan air mengambi panas. Transformasi air melalui semua fasanya pada bumi disebut daur hidrologi.
Air berubah menjadi uap terutama melalui penguapan air laut dan air tawar, dan melalui transpirasi tanaman. Uap air diatmosfer dibawa oleh angin dalam jarak yang jauh, dan mungkin dari darat ke laut atau dari laut ke darat. Uap air yang naik menjadi dingin dan mengkondensasi menjadi tetes-tetes awan dan kristal-kristal es yang kemudian jatuh sebagai presipitasi (hujan dan salju). Kebanyakan presipitasi ini kembali kelaut. Dari presipitasi yang jatuh ke darat, sebagian diperlukan tanaman dan binatang. Sebagian curah hujan mengalir diatas darat sebagai limpasan (run off) yang bergabung dengan lelehan salju, sebagian mengalir ke sungai yang akhirnya menuju ke laut. Semua air tawar (fresh water) di bumi berasal dari air hujan. Sebagian dari hujan merembes ke dalam tanah yang membantu pada cadangan air tanah dan pada arus bawah tanah. Sisanya akan kembali ke atmosfer melalui penguapan.[4]
      3.       Manfaat Air Hujan:
Air hujan merupakan rahasia kehidupan. [5]Karenanya, Islam melarang keras penggunaan air hujan tanpa tujuan yang jelas. Walaupun tidak secara tegas, menyiratkan bagaimana seharusnya manusia memperlakukan air hujan, karena air hujan bukanlah hasil produksi manusia. Penghematan air, baik air PDAM maupun air hujan  untuk memenuhi kebutuhan konsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan adalah salah satu bentuk pemujaan terhadap Tuhan.[6] Islam juga melarang manusia untuk tidak membuang hajat di air yang tergenang karena membuatknya tak lagi layak dikonsumsi. Contoh jika setelah hujan, maka akan terdapat banyak genangan air. Sebagai orang yang berpendidikan, hendaknya jangan membuang hajat di dalam genangan tersebut. Karena perbuatan tersebut sangatlah menyimpang dengan agama kita. Mengapa dikatakan menyipang? Karena membuang hajat di air yang tergenang merupakan bentuk tidak menghargai kita terhaap lingkunga. Kemudian hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap QS. ar-Rum: 41. Sebagaimana juga sudah dijelaskan dalam QS. ar-Rum: 41
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ  
telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusai, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.ar-Rum: 41)[7]
Jadi, dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia janganlah membuat kerusakan khususnya di  bumi, karena jika hal itu terjadi maka Allah akan memberi peringatan kepada kita. Di samping itu, jika ada pelestarian pasti ada yang namanya pemanfaatan. Manfaat air hujan diantaranya:
a.      Manfaat air hujan dalam segi Al-Qur’an:
1.      Air hujan adalah tawar. Termaktub di QS. al-Mursalat: 27
$uZù=yèy_ur $pkŽÏù zÓźuru ;M»yÏJ»x© /ä3»uZøs)ór&ur [ä!$¨B $Y?#tèù ÇËÐÈ  
27. Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar. (QS. al-Mursalat: 27)
2.      Memberi kehidupan pada tanah yang telah mati. Sesuai dengan QS. al-Furqan: 48-49.
uqèdur üÏ%©!$# Ÿ@yör& yx»tƒÌh9$# #MŽô³ç0 šú÷üt/ ôytƒ ¾ÏmÏGyJômu 4 $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB #YqßgsÛ ÇÍÑÈ   }Å¿ósãZÏj9 ¾ÏmÎ/ Zot$ù#t/ $\GøŠ¨B ¼çmuÉ)ó¡èSur $£JÏB !$oYø)n=yz $VJ»yè÷Rr& ¢ÓÅ$tRr&ur #ZŽÏVŸ2  

48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih,
49. agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (QS. al-Furqan: 48-49).

3.      Air hujan sebagai penyubur tanah. Sebagaimana dalam QS. Qaf: 9
$uZø9¨tRur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB %Z.t»t6B $uZ÷Gu;/Rr'sù ¾ÏmÎ/ ;M»¨Zy_ ¡=ymur ÏŠÅÁptø:$# ÇÒÈ        
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang dipanen. (QS. Qaf: 9)
4.      Air hujan dibutuhkan untuk keberlangsungan hiduo manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Anbiya’: 30
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ
 
30. Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman. (QS. Al-Anbiya’: 30)[8]
b.      Manfaat air hujan dalam tubuh kita:
1.      Menghilangkan bau amis. Kalau kita seusai makan ikan atau daging, maka bau amis akan muncul dan baunya susah dihilangkan, walaupun cuci tangan pakai sabun. Nah, air hujan ini ternyata bisa menghilangkan bau amis pada tangan meskipun tanpa sabun.
2.      Pengejutan sistem syaraf pada tubuh. Seperti pijat refleksi., pola dasarnya yaitu pengejutan sistem syaraf yang terletak pada jaringan kulit. Kalau misal kita mandi dengan air hujan sekitar 10 menit, maka pukulan air hujan itu akan memukul kita. Pukulan air hujan itu akan mengejutkan sistem syaraf kita.
3.      Menghilangkan racun pada tubuh kita. Dengan melarutkan garam pada air hujan segar dan dilakukan secara rutin.[9]

IV.     KESIMPULAN
Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum? apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya. Tuhanlah, yang menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan tumbuhnya tanam-tanaman dan buah-buahan yang bermacam-macam cita rasanya, ada yang masam, ada yang manis, bermacam ragam ragam dan jenis dan manfaatnya. Ada yang layak untuk manusia, dan ada yang baik untuk binatang yang kesemuanya itu menunjukan atas besarnya karunia dan banyaknya nikmat yang dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya.
Air hujan manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meterpun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumputpun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang.
Manfaat air hujan dalam segi Al-Qur’an yaitu (1) Memberi kehidupan pada tanah yang telah mati. Sesuai dengan QS. al-Furqan: 48-49. (2) Air hujan sebagai penyubur tanah. Sebagaimana dalam QS. Qaf: 9. (3) Air hujan dibutuhkan untuk keberlangsungan makhluknya. Sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Anbiya’: 30. Sedangkan manfaat air hujan dalam tubuh adalah (1) Menghilangkan bau amis. (2) Pengejutan sistem syaraf pada tubuh. (4) Menghilangkan racun pada tubuh kita.

V.     PENUTUP
Demikianlah makalah yang pemakalah susun. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri, serta dapat mempertebal iman dan taqwa kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita dapat mempelajariapa yang telah diciptakan oleh-Nya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun ataupun ketika menyampaikan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak tentu kami butuhkan demi memperbaiki makalah kami berikutnya. Terima kasih.













[1] Departemen Agama RI,  Al-Qur’an dan tafsirnya jilid IX, (Jakarta:Lentera Abadi,2010), hlm. 648-649.
[2] Ibid,  hlm. 293.
[3] Departemen Agama RI,  Al-Qur’an dan tafsirnya jilid I, (Jakarta:Lentera Abadi,2010), hlm.52-53.
[4]  Bayong Tjasyono HK, Ilmu Kebumian Dan Antariksa. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 128- 129
[5] Bayong Tjasyono, Ilmu Kebumian..., hlm. 127.
[6] Kementerian Agama, Penciptaan Manusia, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia), hlm. 125-126
[7] Ibid, hlm. 128

[8] http//Manfaat air hujan untuk makhluk Allah-Arrahman.com. Hari Selasa Pukul 22.53
[9] http//ritapaiker.blogspot.com/2012/12/ayat-ayat-al-quran-tentang-air-hujan.html. Hari Selasa pukul 22.51 

1 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More