PENCIPTAAN MANUSIA
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Al-Qur’an dan IPTEK
Dosen Pengampu : Lutfiyah, M. Ag
Di susun oleh :
1.
Nasichah Chumda (
133111049 )
2.
Agung
Suprayitno (
133111051 )
3.
M. Muslih
Muzaqqi ( 133111053 )
4.
Marya
Ulfa (
133111054 )
5.
Khairatun Nisa’ ( 133111055 )
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.
Pendahuluan
Setelah menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan
makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni dan memelihara bumi sebagai
tempat tinggalnya.
Pada era yang modern ini, ada banyak penemuan, ilmu
pengetahuan, dan teori yang berkembang dan dikembangkan, baik oleh ilmuan dalam
negeri maupun luar negeri. Namun, diantara
sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu
dijawab dan dijabarkan oleh manusia.
Penciptaan manusia
di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang
bersifat given yang di emban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah
(Azzariyat/51: 56), misi fungsional sebagai khalifah (Al-Baqarah/2 : 30),
dan misi operasional untuk memakmurkan
bumi (Hud/11: 61). Allah SWT menyatakan akan menjadikan khalifah di muka bumi
(Al-Baqarah/2: 30). Jika Allah adalah sang pencipta seluruh jagat raya ini maka
manusia sebagai khalifah-Nya berkewajiban untuk memakmurkan jagat raya itu,
utamanya bumi dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan. Dengan
demikian, jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada
Tuhan, suatu bentuk perilaku yang tulus untuk menghormati ketuhanan.
Mengapresiasi penciptaan manusia sangat baik bila dimulai dari sedikit pemaparan tentang asal usul penciptaan
manusia menurut al-Qur’an dan sains.
II.
Pembahasan
A. Penciptaan Manusia Menurut Sains
Dalam
sains dikenal teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang
disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini,
semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi.
Adapula teori Darwin yang berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan
perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat
tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua
organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada
berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana
melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.
Pada abad ke-19
dunia ilmu pengetahuan diguncang oleh temuan baru yang kontroversial, yaitu
teori evolusi. Teori ini mengemukakan bahwa jenis manusia ada dimuka bumi
melalui suatu proses panjang evolusi.
Salah
satu teori yang paling dikenal mengenai keberadaan manusia, dimana ia
mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari monyet yang berevolusi dalam
jangka waktu lama hingga menjadi manusia purba dan manusia purba tersebut
berevolusi lagi menjadi manusia modern seperti kita ini. Semua evolusi tersebut
memakan jangka waktu yang sangat lama. Ini adalah teori yang melambangkan pengetahuan
di mata para ilmuwan. [1]
Seperti teorinya,
pencetus teori ini hingga beberapa waktu yang lalu masih menjadi bahan
perdebatan para ilmuan. Hingga tahun 2008, hanya satu nama yang diakui sebagai
pencetus teori evolusi, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Pada 1859,
Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya, On the Origin of
Spesies: Survival of the Fittest by Means of Natural Selection, buku ini
dipercaya sebagai buku pertama yang menjelaskan tentang teori evolusi yang
menyatakan bahwa makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan
alamiahnya yang terus berubah. Urutan
kejadian manusia menurut teori evolusi. Pada permulaan kehidupan, bentuk
kehidupan yang ada berrupa mikroorganisme (makhluk renik) uniseluler dengan inti sel yang belum sempurna (prokaryotic unicelluler microorganisms). Dengan
adanya seleksi alam, sedikit demi sedikit mikroorganisme uniseluler berevolusi
menjadi mikroorganisme multiseluler, kemudian dengan menjadi inti sel yang
sempurna . evolusi selanjutnya akan memunculkan tumbuhan tingkat rendah,
seperti ganggang atau jamur yang pada proses selanjutnya berevolusi menjadi
tumbuhan tingkat tinggi. Dari mikroorganisme menjadi tumbuhan, ada percabangan
karena mutasi yang sukses menjadi hewan tingkat rendah, kemudian menjadi hewan
tingkat tinggi. Kemudian muncul binatang-binatang tingkat tinggi yang berukuran
besar. Dengan tidak sengaja, dari salah satu binatang muncullah manusia. Hal
ini dibuktikan dengan adanya sederet bukti berrupa tengkorak hewan yang secara
runtut mengarah ke tengkorak manusia saat ini.
Bukti lain untuk
menguatkan teori ini adalah perkembangan bentuk embrio berbagai jenis binatang.
Dalam perkembangannya, embrio manusia berubah-ubah bentuk, dimulai dari serupa
embrio ikan, kelinci, dan binatang lainnya, dan berakhir pda bentuk manusia.
Namun seorang pakar bernama Erns Haeckel, seorang pengikut fanatik Darwin,
dalam tulisannya mengenai evolusi manusia terbukti belakangan ini telah
melakukan manipulasi foto-foto embrio dari beberapa jenis binatang dan manusia
sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkannya seolah terbukti. Dari temuan
yang disebut terakhir ini kemudian diputuskan bahwa evolusi panjang manusia
berasal dari binatang tingkat rendah.[2]
Namun,
seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini
lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena
kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen dari
DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan
dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan konsep
teorinya.
Hal
ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun 1960).
Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah
menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera
berbeda dan teori ini tidak relevan.
B. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Banyak
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa semua makhluk hidup diciptakan dari air.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ z`ÏB Ïä!$yJø9$# #Z|³o0 ¼ã&s#yèyfsù $Y7|¡nS #\ôgϹur 3 tb%x.ur y7/u #\Ïs% ÇÎÍÈ
54. dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Nyatanya
60-70% manusia terdiri dari air. Namun demikian, dalam banyak ayat
Al-Qur’an, disebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan turunnya, antara
lain :
* 4n<Î)ur yqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 4 tA$s% ÉQöqs)»t (#rßç6ôã$# ©!$# $tB /ä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçöxî ( uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=Ìs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ
61. dan kepada
Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku
Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (Hud/11: 61)
$ygr'¯»t â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. Îû 5=÷u z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôÒB 7ps)¯=sC Îöxîur 7ps)¯=sèC tûÎiüt7ãYÏj9 öNä3s9 4 É)çRur Îû ÏQ%tnöF{$# $tB âä!$t±nS #n<Î) 9@y_r& wK|¡B §NèO öNä3ã_ÌøéU WxøÿÏÛ ¢OèO (#þqäóè=ö7tFÏ9 öNà2£ä©r& ( Nà6ZÏBur `¨B 4¯ûuqtGã Nà6ZÏBur `¨B tã #n<Î) ÉAsör& ÌßJãèø9$# xøx6Ï9 zNn=÷èt .`ÏB Ï÷èt/ 8Nù=Ïæ $\«øx© 4 ts?ur ßöF{$# ZoyÏB$yd !#sÎ*sù $uZø9tRr& $ygøn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur ôMtFt6/Rr&ur `ÏB Èe@à2 £l÷ry 8kÎgt/ ÇÎÈ
5. Hai manusia,
jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj/22: 5)
uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=yz `ÏiB &ûüÏÛ ¢OèO #Ó|Ós% Wxy_r& ( ×@y_r&ur K|¡B ¼çnyYÏã ( ¢OèO óOçFRr& tbrçtIôJs? ÇËÈ
2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu
ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya
(yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang
berbangkit itu). (Al-An’am/6: 2)
üÏ%©!$# z`|¡ômr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)n=yz ( r&yt/ur t,ù=yz Ç`»|¡SM}$# `ÏB &ûüÏÛ ÇÐÈ
7. yang membuat
segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. (as-Sajdah/32 : 7)
öNÍkÉJøÿtFó$$sù ôMèdr& x©r& $¸)ù=yz Pr& ô`¨B !$uZø)n=yz 4 $¯RÎ) Nßg»oYø)n=s{ `ÏiB &ûüÏÛ ¥>Îw ÇÊÊÈ
11. Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah
mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa telah Kami ciptakan itu?"
Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (as-Saffaat/37 : 11)
Yn=y{ z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ Í$¤xÿø9$%x. ÇÊÍÈ
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Ar-Rahman/55 : 14)
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah (al-Mu’min/23/12)
Sedangkan manusia yang
selanjutnya yang merupakan keturunan Nabi Adam dicipta dari sari pati,
sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an :[3]
¢OèO @yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ
8. kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani).
Al-Qur’an melalui ayat-ayat
diatas memperlihatkan berbagai bentuk campuran dari unsur-unsur tanah yang
membentuk manusia. Semua komponen kimia yang ada di tanah betul ada pada tubuh
manusia. Adapun temuan ilmu pengetahuan, sesungguhnya Al-Qur’an telah lebih
dulu menyebutnya.
Setelah berpandukan pada (Surah Al-A’la :
1-3), penciptaan atau kejadian manusia terbahagi kepada tiga (3). Hal ini telah
menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda
kemuliaan manusia. Pertama, Allah telah menciptakan
manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua, penciptaan manusia kedua daripada
bahan baku manusia pertama (Hawa). Ketiga, penciptaan manusia daripada bahan
baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa). Oleh itu, kita sebagai
anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini daripada sebaik-baik
kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Dalam Surah Al-Qiyamah (75
: 37-39),penciptaan manusia terbahagi menjadi empat (4) tahap.
Allah telah menyatakan bahawa
manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air mani ini
terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam
Al-Quran melalui (surah Al-Insan:2). Mafhumnya: Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia daripada setetes air mani yang bercampur yang kami (hendak
menguji dengan perintah dan larangan).
Tidak pernah berfikir mengapa
banyak ayat Al-Qur’an berbicara tentang asal muasal kehidupan, utamanya
manusia, meski peradaban saat itu belum mencapai tingkat ilmu pengetahuan
mengenai hal itu? Jawaban dari pernyataan ini, barangkali, adalah karena
Al-Qur’an ingin menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dalam
pembicaraan tentang topik yang hangat saat itu, dan memberikan pengertian yang
benar, walaupun hal ini baru terungkap jauh-jauh hari kemudian. Banyak buku
dari agama lain yang berbicara tentang asal muasal kehidupan, namun tidak ada
yang mendekati temuan dan capaian ilmu pengetahuan melebihi apa yang dinyatakan
oleh Al-Qur’an.
Kenyataan yang demikian,
menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah bahwa semua ciptaan yang ada di
alam semesta adalah hasil kreasiNya. Apabila keduanya bersumber dari yang satu
maka tidak mungkin akan saling menafikan, satu berwujud teori, dan yang lain
berwujud praktir atas teori itu. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara
Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Kelihatannya, temuan-temuan dalam ilmu
pengetahuan adalah bentuk konfirmasi atas apa yang disampaikan Al-Qur’an. Peran
penelitian kemudian adalah menemukan hukum-hukum yang telah diciptakan oleh
sang pencipta, karena apa yang ada di alam ini merupakan akibat dari suatu
sebab yang diatur oleh sebab yang paling utama, Allah SWT.[4]
C.
Perpaduan antara
Al-Qur’an dan Sains dalam penciptaan Manusia
Terwujudnya alam
semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan (25) : 59)
Keenam masa itu
adalah Azoikum, Ercheozoikum,
Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli,
setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut
susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing. (tidak
berevolusi).
"...dan Dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
Perpaduan antara Al
Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin ternyata tidak
dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa
dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun
sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh manusia.
Hal ini dijelaskan
oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
"Dia-lah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Kemudian di dalam
surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :
"Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab :
‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain daripada apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah (2) : 31-32)
Untuk memelihara
kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah berkenan menurunkan
kepada semua keturunannya agar derajat mereka lebih tinggi daripada makhluk
yang lain. Apabila kita menilik kepada literatur-literatur yang berkaitan
dengan masalah antropologi, maka akan tampak sekali keragu-raguan dari para ahli
antropologi sendiri, apakah Homo Sapiens itu benar-benar berasal dari
Pithecanthropus atau Sinanthropus, Setelah melalui berbagai pertimbangan
akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus
bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya
adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan
manusia kemudian musnah atau punah.
"Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tdak kamu ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)
Dari ayat ini
banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang
dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Antropologi memang ada
jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens (manusia berbudaya) memang ada
makhluk yang mirip dengan manusia yang disebut Pithecanthropus, Sinanthropus,
Neanderthal, dan sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka
mereka selalu berbuat kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.
Nama-nama mkhluk
yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui dalam pendapat
para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab
tafsir Ibnu Katsir mengatakan :
"Yang dimaksud
dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang kerjanya suka
berbuat kerusuhan"
Dengan demikian
dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa Adam a.s adalah manusia
pertama, khalifah pertama dan Rasul (nabi) pertama. Hal ini sesuai dengan
firman Allah :
"Dan tidak ada
suatu umatpun (manusia) melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan
(Nabi)" (QS. Fathir : 24)
"Tiap-tiap
umat mempunyai Rasul" (QS. Yunus : 47)
III. Kesimpulan
Kisah
singkat tentang perang observasi, dan pertandingan eksperiment itu sengaja kami
muat di makalah ini, dengan maksud supaya tergambar bagi kita, bagaimana akal
mendesak kepercayaan. Padahal bagi kita yang beriman, cukuplah “Iman”. Iman
pada terjadinya penciptaan tidak alami yang boleh dikatakan merupakan peristiwa
yang hanya satu kali saja terjadi, mendasari kelahiran berikutnya. Sebagaimana
iman kita pada penciptaan Nabi Adam As, sebagai manusia pertama, kemusian
melahirkan manusia-manusia berikutnya. Allah Maha Kuasa berbuat sekehendaknya.
IV. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami
paparkan. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Maka
dari itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini
bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada
khususnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahnya
RI, Kementrian Agama. 2012. Penciptaan
Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an & Sains. Jakarta : PT Sinergi
Pustaka Indonesia.
Thayyib, Haji Lalu Ibrahim M. 2010. Keajaibabn
Sains Islam. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
http://www.tahupedia.com/content/show/236/10-Teori-Asal-Mula-Keberadaan-Manusia, di
akses pada tanggal 27 September 2014 pukul 09.17 WIB
[1]
http://www.tahupedia.com/content/show/236/10-Teori-Asal-Mula-Keberadaan-Manusia,
di akses pada tanggal 28 September 2014 pukul 09.17
[2] Kementrian
Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam
Perspektif Al-Qur’an & Sains, (Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), hal. 8-10
[3] Haji Lalu
Ibrahim M. Thayyib, Keajaibabn Sains
Islam, (Yogyakarta : Pinus Book Publisher, 2010), hal. 36
[4] Kementrian
Agama RI, Penciptaan Manusia Dalam
Perspektif Al-Qur’an & Sains, (Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), hal. 27-28
0 komentar:
Post a Comment