Wednesday, November 15, 2017

Teknik Penulisan Artikel


Secara umum, tulisan cukup dikategorisasikan ke dalam dua macam. Pertama berita, kedua wacana. Dalam berita ada banyak ragamnya, begitu pula dengan wacana, meliputi: artikel, opini, kolom, esai, dan masih banyak penyebutan lainnya. Dalam pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom, bahkan juga esai kerap dianggap sama dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Ada pula yang mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, buletin, jurnal, dan news letter) sebagai artikel. Hal ini mungkin merujuk pada KBBI yang mengartikan artikel sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dsb.

Dalam dunia jurnalistik, kategorisasi tersebut lebih diperjelas. Artinya, pembedaan jenis tulisan akan lebih kentara. Adapun untuk jenis tulisan artikel biasanya diartikan sebagai salah satu bentuk tulisan nonfiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu.

Perbedaan artikel dengan opini

Opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan (baca: Teknik Penulisan Opini). Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukakan dalam bentuk analisis atau data dan fakta tandingan--yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri.

Struktur dan komponen artikel

Artikel tidak berbentuk "piramida terbalik" sebagaimana struktur dalam berita, melainkan berbentuk "balok"; sama besar yang memanjang dari atas ke bawah. Bentuk demikian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam artikel, bagian yang paling atas, sama pentingnya dengan yang di tengah maupun yang di bawah. Adapun komponen dalam sebuah tulisan—termasuk artikel—selalu terdiri dari judul (bisa dengan atau tanpa anak judul), nama penulis (bisa di atas bisa di bawah, bisa tidak ada), lead (kepala tulisan), body (tubuh/inti tulisan), dan ending.

Metode penulisan artikel

Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalu lintas di suatu tempat, lalu gejala umum itu digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh kecelakaan lalu lintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.

Apakah dalam penulisan artikel harus menggunakan metode induksi atau deduksi? Tidak harus! Bahkan sebenarnya tidak pernah ada pedoman baku bagaimana seharusnya sebuah artikel ditulis. Selain metode induktif--deduktif, bisa pula digunakan metode tesis, antitesis, dan sintesis. Bisa pula dengan metode pengajuan pertanyaan 5W + 1H yang tentunya diulas berbada dengan gaya penulisan berita.

Pentingnya data dan fakta

Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam sebuah artikel. Sebab tanpa data dan fakta yang kuat, maka artikel akan berubah menjadi opini. Misalnya, ketika terjadi sebuah kasus pelacuran mahasiswa (ayam kampus) di UIN Walisongo, maka seorang penulis artikel yang baik akan segera membuka file tantang fenomena pelacuran yang melibatkan kalangan mahasiswa; sudah terjadi di mana saja, pelakunya dan korbannya mayoritas berlatar belakang seperti apa, penanganan pihak kampus ataupun negara setelah ketahuan bagaimana, dll.

Dengan data-data tersebut, si penulis artikel bisa membuat analisis sederhana dan menyimpulkan, apakah kasus pelacuran mahasiswa yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir ini meningkat atau menurun? Kalau meningkat mengapa? Kalau menurun mengapa? Sebab tekanan utama pada penulisan artikel adalah pada pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana".

Bagaimana jika hanya menggunakan pernyataan umum?

Tidak boleh! Sebab artikel demikian akan mengaburkan data yang seharusnya ada dalam tulisan tersebut. Misalnya kita menyebut bahwa: “Akhir-akhir ini telah terjadi penggundulan hutan dan perusakan alam secara membabibuta oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dst.” Pernyataan tersebut sangat umum dan dangkal karena tidak disertai dengan fakta dan data. Beda kalau misalnya kita sebutkan bahwa: “Tahun ini sekian juta hektar hutan primer telah ditebang habis oleh pengusaha HPH di Provinsi A, B, C, dan D. Dibanding dengan tahun lalu, angka penebangan ini telah naik empat kali lipat dst.

Tetapi yang terpenting dari sekadar mengetahui semua jenis tulisan beserta teknik-tekniknya, adalah mau memulai untuk belajar. Karena sejatinya, belajar menulis adalah menulis itu sendiri.

Baihaqi Annizar

3 komentar:


Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
Promo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More